Musik ditemukan oleh Al Farabi, seorang filsuf Islam, tentu bertujuan untuk menjadi salah satu media dakwah baginya untuk mensyiarkan Islam ke seluruh dunia. Seperti proses masuknya Islam di Indonesia, Wali Songo dan para syekh lainnya pada masanya juga menjadikan musik sebagai jalan untuk menyampaikan syariat Islam.
Syiar Islam yang dilakukan melalui alat-alat musik sederhana pada kala itu disertai lirik yang berisikan pesan mengenai syariat Islam. Karena sejatinya hakikat dari adanya sebuah lagu adalah untuk agitasi atau mengajak seseorang pada maksud yang diinginkan oleh penulisnya.
Kebiasaan tersebut terus berlanjut, lagu-lagu yang berisikan pujian-pujian kepada Allah SWT dan para Rasulullah serta pesan-pesan syariat Islam saat ini dikenal dengan sebutan lagu nasyid, dan pegiat lagu nasyid biasanya dipanggil dengan sebutan munsyid.
Lagu nasyid mungkin telah jutaan jumlahnya dikaryakan oleh para munsyid di dunia. Dan sebagian dari lagu nasyid tersebut ada yang diterima oleh dunia, negara tertentu, atau pada komunitas tertentu.
Diterimanya sebuah karya lagu oleh masyarakat luas tentu tidak ada parameter yang dapat menentukannya. Karena semua kembali pada kebijaksanaan Allah SWT yang akan memuliakan dan mengangkat derajat seseorang dan karya lagu yang telah mereka tulis. Namun, ikhtiar tetap dibutuhkan seseorang dalam upaya menghasilkan karya lagu yang terbaik.
Kekuatan utama sebuah lagu ada pada komposisi nadanya, karena menariknya irama sebuah lagu akan menjadi pemancing bagi seseorang untuk mendengar lagu tersebut. Intro lagu harus dikonsep semenarik mungkin, karena menjadi kunci bagi sebuah lagu didengar orang hingga tuntas.
Ketika nada telah dikomposisi dengan menarik, lirik lagu juga punya peranan penting. Karena lirik lagu adalah ujung tombak pada sebuah lagu untuk dapat merasuki relung kalbu hingga menancap erat di ingatan hingga mempengaruhi pola pikir pendengarnya.
Meskipun tak ada ketentuan baku dalam menulis lirik lagu, namun bisa kita petik kuntum hikmah dari lagu-lagu yang biasa diterima masyakat luas, yang coba kita rangkum pada tips berikut ini.
1. Diksi dan Kosa Kata
Kemampuan masyarakat dalam memahami bahasa sangat beragam. Pemilihan kata baiknya yang umum digunakan oleh masyarakat, didukung gaya bahasa yang lugas akan semakin membuat pendengar mudah memahami dan menerima pesan lagu yang ditulis. Penyelipan diksi pada larik juga dibutuhkan, selain untuk meningkatkan kualitas lagu juga berfungsi untuk membuat sebuah lagi jadi universal dalam menjangkau segmen pasar yang lebih luas. Persenyawaan gaya bahasa lugas dan diksi akan mengundang rasa penasaran para pendengar untuk lebih dalam menyingkap makna lagu, sehingga membuka peluang lagu tersebut didengar berulang kali. Lirik lagu yang lugas dan berdiksi itu ibarat mangga di sela dedaunan, membuat penasaran orang untuk melihatnya.
2. Kebutuhan Pendengar
Idealisme seorang seniman memang kadang berbanding terbalik dengan komersial. Akan tetapi, tujuan utama sebuah lagu ditulis tentu ingin didengar dan diterima oleh orang banyak. Untuk itu, baiknya lirik lagu yang ditulis bersifat aktual, sejalan dengan isu yang tengah viral di tengah masyarakat. Tinggal kita menyelipkan pesan-pesan syariat Islam untuk menjadi solusi dari isu tersebut.
3. Humaniora
Sesuatu yang dialirkan lewat hati akan bermuara ke muara hati pendengarnya. Lirik yang mengangkat tema humoniora (kemanusiaan) biasanya akan mudah diterima oleh banyak orang. Karena permasalahan kemanusiaan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat. Tema humaniora yang diangkat bisa saja tentang; kondisi umat Islam yang ditindas oleh komunitas tertentu, kehidupan yang mulia, sakaratul maut, makna dari kehidupan, dan berbagai masalah lainnya. Bisa juga tentang percintaan dan kasih sayang, yang dikemas dalam pesan syariat Islam.
4. Agitasi
Kembali pada hakikat sebuah lagu yang merupakan agitasi (ajakan) pada pendengarnya, baiknya lirik yang ditulis tidak mendoseni, dan tidak pula menghakimi atau menghujat. Agitasi pada lirik lagu tetap bersifat imbauan, dengan penerapan biimplikasi persoalan pada tema lagu yang diangkat. Lirik yang tawadu, semoga memudahkan sebuah lagu untuk dapat menyentuh hati pendengarnya.
5. Pengulangan Lirik
Lagu balada cenderung memiliki lirik yang panjang, karena genre lagu ini liriknya mengangkat sebuah kisah yang ditulis seperti cerita pendek (cerpen). Lirik lagu balada memiliki plot (alur cerita). Pada lagu yang tidak mengkombinasikan genre musiknya dengan balada, liriknya cenderung ditulis empat bait saja, dan menerapkan pola pengulangan lirik. Konsep ini cukup efektif untuk melekatkan irama dan lirik pada pendengarnya. Dan memungkinjan lagu tersebut langsung direrima masyarakat pada saat pertama kali mendengarnya. Sebaliknya, lagu yang memiliki lirik yang panjang, pendengar akan butuh berulang kali mendengar lagu tersebut untuk dapat memahami maksud lagu dan memungut pesannya.
6. Susunan Lirik
Ketentuan baku dalam menulis lirik lagu memang tidak ada, karena seni itu fleksibel dan seorang seniman itu butuh kebebasan dalam berekspresi dalam karyanya. Namun lagu yang baik dan diterima oleh masyarakat dan menjadi sebuah lagu yang everlasting biasanya penulis lagu menyusun liriknya sebagaimana berikut.
a. Bait Pertama
Berisi latar belakang, bisa berupa tempat, suasana, deskripsi dari permasalahan, atau lainnya. Bait pertama berfungsi untuk membentuk view awal, dan menghadirkan interprestasi bagi pendengar untuk mengajak mereka masuk pada lagu.
b. Bait ke Dua
Dari latar belakang yang dihadirkan, pada bait ke duanya kita menyajikan permasalahan atau efek yang disebabkan oleh latar belakang tersebut. Bisa berupa rasa kecewa, keraguan, harapan, keputusasaan, atau lainnya.
c. Bait ke Tiga
Puncak emosional pada lagu biasanya dituangkan pada bait ke tiga, akibat dari permasalahan pada bait ke dua tersebut. Pada bait inilah luapan emosional itu dituangkan, baik rasa bahagia maupun kedukaan.
d. Bait ke Empat
Dari permasalahan yang disajikan, bait ke empat memberi solusi sehingga pendengar dapat tertuntun untuk menentukan jalan keluarnya. Jika pada lirik lagu hanya terdapat permasalahan tanpa solusi, lagu tersebut hanya menambah kegalauan bagi pendengarnya, dan berkemungkinan besar tidak menjadi sebuah karya yang lebih bermanfaat, dan orientasi untuk berdakwahnya jadi sulit tercapai.
Lirik lagu yang runtun dan mengalir, dan membentuk alur cerita dari larik ke larik membentuk bait, hingga bait ke bait membentuk sebuah lirik lagu, akan membuat pendengar mudah memahami maksud lagu dan menangkap pesan lagunya.
Tips membuat lagu ini ditulis hanyalah berdasarkan pengamatan saja, bagi para pegiat lagu tentu lebih dalam kajiannya untuk dapat melahirkan sebuah karya lagu yang baik dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
Uraian di atas tetap hanyalah sebagian dari ikthiar yang dapat kita lakukan dalam menulis lagu. Kesuksesan sebuah lagu dan penulisnya kembali kepada ketentuan dari Allah SWT yang Maha Bijaksana. Ketika Allah SWT berkehendak untuk memuliakan dan mengangkat derajat seseorang dan karyanya, tak ada yang tak mungkin.
(Ditulis oleh Muhammad Fadhli – Reporter IslamicTunesNews)
Leave a Reply