Muslimin di Jalur Gaza memilih untuk melakukan itikaf di masjid
GAZA—Kaum Muslimin di Jalur Gaza memilih untuk
melakukan itikaf di masjid-masjid seluruh wilayah tersebut sehubungan dengan
Ramadhan sudah mulai memasuki 10 hari terakhir. Demikian dilaporkan Abdullah
Onim, warga Indonesia yang kini menetap di Gaza, Ahad (26/6/2016).
melakukan itikaf di masjid-masjid seluruh wilayah tersebut sehubungan dengan
Ramadhan sudah mulai memasuki 10 hari terakhir. Demikian dilaporkan Abdullah
Onim, warga Indonesia yang kini menetap di Gaza, Ahad (26/6/2016).
Menurut
Bang Onim, panggilannya, sebenarnya warga Gaza berkeinginan melaksanakan itikaf
di Masjid Al-Aqsha. “Namun jarak ke Masjid Al-Aqsa sangat jauh dengan Jalur
Gaza, mencapai 78 Km. Belum lagi dijaga oleh kaum Yahudi,” tuturnya.
Bang Onim, panggilannya, sebenarnya warga Gaza berkeinginan melaksanakan itikaf
di Masjid Al-Aqsha. “Namun jarak ke Masjid Al-Aqsa sangat jauh dengan Jalur
Gaza, mencapai 78 Km. Belum lagi dijaga oleh kaum Yahudi,” tuturnya.
Itikaf
di Gaza dilakukan serentak pada malam Ahad kemarin di seluruh masjid. Warga
Gaza memadati masjid, baik di kota maupun di sudut sudut kota seperti di Gaza
Timur, Gaza Selatan, Gaza Utara dan Gaza Tengah, dengan kalangan anak muda
hingga lanjut usia.
di Gaza dilakukan serentak pada malam Ahad kemarin di seluruh masjid. Warga
Gaza memadati masjid, baik di kota maupun di sudut sudut kota seperti di Gaza
Timur, Gaza Selatan, Gaza Utara dan Gaza Tengah, dengan kalangan anak muda
hingga lanjut usia.
Onim
menjelaskan bahwa warga Gaza hanya tidur 2 jam saja setiap malam
itikaf. “Setelah Shalat Taraweh kemudian membaca ayat Suci Alqur’a dan
pada jam 12 hingga pukul 01.00 pagi. Setelah itu mereka melanjutkan Qiyamul
Lail yang kita kenal dengan shalat malam atau Shalat Tahajjud,” ujar Onim.
“Setelah shalat Tahajjud, mereka beristrahat sejenak dan mulai mempersiapkan
hidangan sahur pada jam 02.30, pas jam 03.00 pagi mereka melakukan sahur.”
menjelaskan bahwa warga Gaza hanya tidur 2 jam saja setiap malam
itikaf. “Setelah Shalat Taraweh kemudian membaca ayat Suci Alqur’a dan
pada jam 12 hingga pukul 01.00 pagi. Setelah itu mereka melanjutkan Qiyamul
Lail yang kita kenal dengan shalat malam atau Shalat Tahajjud,” ujar Onim.
“Setelah shalat Tahajjud, mereka beristrahat sejenak dan mulai mempersiapkan
hidangan sahur pada jam 02.30, pas jam 03.00 pagi mereka melakukan sahur.”
Ba’da
Shalat Shubuh, seorang ulama hadir di depan para jamaah untuk memberikan kajian
Islam, ceramah tentang keutamaan i’tikaf, puasa dan ibadah rutin lain khusus
pada bulan Ramadhan.
Shalat Shubuh, seorang ulama hadir di depan para jamaah untuk memberikan kajian
Islam, ceramah tentang keutamaan i’tikaf, puasa dan ibadah rutin lain khusus
pada bulan Ramadhan.
Leave a Reply