Kemerdekaan
Indonesia diperjuangkan
Kemerdekaan
Negara Indonesia diperjuangkan dengan darah dan nyawa para pahlawan bangsa.
Kaum santri juga turut berjuang, memberikan andil dan sumbangsih besar terhadap
pergerakan nasional yang berujung pada kemerdekaan Indonesia. Namun, jejak para
kiai pesantren dalam narasi perjuangan bangsa tidak mendapat ruang dalam
sejarah resmi di negeri ini.
Negara Indonesia diperjuangkan dengan darah dan nyawa para pahlawan bangsa.
Kaum santri juga turut berjuang, memberikan andil dan sumbangsih besar terhadap
pergerakan nasional yang berujung pada kemerdekaan Indonesia. Namun, jejak para
kiai pesantren dalam narasi perjuangan bangsa tidak mendapat ruang dalam
sejarah resmi di negeri ini.
Ulama dan kiai ikut serta dalam kemerdekaan
“Perjuangan para kiai memang diniatkan dengan
ikhlas dan mengabdi untuk negeri. Namun, selama ini narasi utama sejarah
Indonesia tidak memberikan ruang yang cukup terhadap kontribusi para kiai pada
masa perjuangan kemerdekaan. Inilah pentingnya buku, bagaimana gambaran
perjuangan, visi, nilai etik para kiai dapat diteladani pada masa kini, yakni
berjuang untuk bangsa Indonesia, pada bidang keahlian apapun. Menjaga agar
bangsa ini tetap bersatu, tidak terpecah belah.
ikhlas dan mengabdi untuk negeri. Namun, selama ini narasi utama sejarah
Indonesia tidak memberikan ruang yang cukup terhadap kontribusi para kiai pada
masa perjuangan kemerdekaan. Inilah pentingnya buku, bagaimana gambaran
perjuangan, visi, nilai etik para kiai dapat diteladani pada masa kini, yakni
berjuang untuk bangsa Indonesia, pada bidang keahlian apapun. Menjaga agar
bangsa ini tetap bersatu, tidak terpecah belah.
Pola politik pecah belah dan adu-domba yang
menjadi strategi kolonial masih terjadi hingga kini. “Sejarah mencatat bahwa
para santri dan orang-orang Tionghoa bersatu dalam perjuangan melawan penjajah.
Hal ini, tampak pada masa Perang Kuning (1740-1743) dan Perang Jawa (1825-30),
juga pada masa-masa akhir abad 19. Namun politik Belanda memecah mereka dengan
jurang pemisah, baik struktural maupun kultural. Sekarang ini, terlihat
bagaimana adu domba juga terjadi di berbagai sektor, misal antar ideologi
Islam, hingga kepemimpinan. Kita harus belajar dari sejarah, agar menjadi
waspada dan mengerti pola strategi politik. Para kiai dan kaum santri, jelas
menjadi benteng penting kokohnya NKRI,”
menjadi strategi kolonial masih terjadi hingga kini. “Sejarah mencatat bahwa
para santri dan orang-orang Tionghoa bersatu dalam perjuangan melawan penjajah.
Hal ini, tampak pada masa Perang Kuning (1740-1743) dan Perang Jawa (1825-30),
juga pada masa-masa akhir abad 19. Namun politik Belanda memecah mereka dengan
jurang pemisah, baik struktural maupun kultural. Sekarang ini, terlihat
bagaimana adu domba juga terjadi di berbagai sektor, misal antar ideologi
Islam, hingga kepemimpinan. Kita harus belajar dari sejarah, agar menjadi
waspada dan mengerti pola strategi politik. Para kiai dan kaum santri, jelas
menjadi benteng penting kokohnya NKRI,”
Leave a Reply