Bulan Ramadhan
telah tiba. Malam pertama shalat Tarawih, hampir semua masjid penuh sesak oleh
jamaah. Prestasi!!! Sang penceramah pun bersemangat menyampaikan
tausiyah-tausiyah nya. Tak lupa, Ayat 183 dari Q.S. Al-Baqarah, mendadak
menjadi “trending topic”. Ya, karena ayat tersebutlah yang “mewajibkan”
orang-orang yang beriman untuk berpuasa.
telah tiba. Malam pertama shalat Tarawih, hampir semua masjid penuh sesak oleh
jamaah. Prestasi!!! Sang penceramah pun bersemangat menyampaikan
tausiyah-tausiyah nya. Tak lupa, Ayat 183 dari Q.S. Al-Baqarah, mendadak
menjadi “trending topic”. Ya, karena ayat tersebutlah yang “mewajibkan”
orang-orang yang beriman untuk berpuasa.
Keistimewaan Ramadhan
Jamaah
pun teringatkan kembali akan “keistimewaan” bulan Ramadhan. Sehingga
termotivasi untuk “berinvestasi” amal secara besar-besaran selama satu bulan
penuh. Ya, bulan Ramadhan tidak pernah berbeda kualitasnya, sejak jaman Nabi
dan para Sahabat, hingga kini. Yang membedakan adalah kualitas individu pengisi
bulan Ramadhan. Tentu jauh berbeda kualitas kita sekarang dengan jaman Nabi.
pun teringatkan kembali akan “keistimewaan” bulan Ramadhan. Sehingga
termotivasi untuk “berinvestasi” amal secara besar-besaran selama satu bulan
penuh. Ya, bulan Ramadhan tidak pernah berbeda kualitasnya, sejak jaman Nabi
dan para Sahabat, hingga kini. Yang membedakan adalah kualitas individu pengisi
bulan Ramadhan. Tentu jauh berbeda kualitas kita sekarang dengan jaman Nabi.
Seiring dengan itu, para pelaku hiburan tidak ketinggalan untuk
“meraup” hikmah yang datangnya satu tahun sekali ini. Stasiun televisi
berlomba-lomba menghadirkan “suansa” Ramadhan dengan beberapa tanyangan acara.
Namun disayangkan, tidak banyak acara yang sesuai dengan semangat Ramadhan itu
sendiri (silahkan pembaca identifikasi sendiri, ya).
“meraup” hikmah yang datangnya satu tahun sekali ini. Stasiun televisi
berlomba-lomba menghadirkan “suansa” Ramadhan dengan beberapa tanyangan acara.
Namun disayangkan, tidak banyak acara yang sesuai dengan semangat Ramadhan itu
sendiri (silahkan pembaca identifikasi sendiri, ya).
Ah,
saya hanya berdoa, semoga uforia ini tidaklah berlalu begitu saja, seiring
dengan berlalu-nya bulan penuh hikmah. Termasuk (dan terutama) bagi diri saya
sendiri. Selain semangat beribadah, mari kita juga semangat untuk mengevaluasi
diri. Adakah perbedaan Ramadhan tahun lalu dengan sekarang? Apa indikator
keberhasilan Ramadhan kita tahun ini? Jika Ramdhan ini adalah Ramadhan terakhir
kita (mungkin karena kita di panggil Yang Maha Kuasa sebelum bertemu Ramadhan
tahun depan), apa yang akan kita banggakan dihadapan-Nya?
saya hanya berdoa, semoga uforia ini tidaklah berlalu begitu saja, seiring
dengan berlalu-nya bulan penuh hikmah. Termasuk (dan terutama) bagi diri saya
sendiri. Selain semangat beribadah, mari kita juga semangat untuk mengevaluasi
diri. Adakah perbedaan Ramadhan tahun lalu dengan sekarang? Apa indikator
keberhasilan Ramadhan kita tahun ini? Jika Ramdhan ini adalah Ramadhan terakhir
kita (mungkin karena kita di panggil Yang Maha Kuasa sebelum bertemu Ramadhan
tahun depan), apa yang akan kita banggakan dihadapan-Nya?
Sahabat,
mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
mari kita jawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
Semoga,
output dari ibadah puasa (yakni TAKWA) akan kita raih bersama. Selamat
menunaikan ibadah puasa. Selamat berinvestasi amal. Dan tidak lupa, selamat
mengevaluasi kualitas Ramadhan kita dari tahun ke tahun.
output dari ibadah puasa (yakni TAKWA) akan kita raih bersama. Selamat
menunaikan ibadah puasa. Selamat berinvestasi amal. Dan tidak lupa, selamat
mengevaluasi kualitas Ramadhan kita dari tahun ke tahun.
Taqabbalallahu minna wa minkum…
Salam,
( Tulisan kiriman dari sahabat kami Imam Nugroho)
Leave a Reply