Ghazyah binti Jabir bin Hakim bin Hakim Al Quraisyiyah Al Amiriyah, lebih dikenal dengan nama Ummu Syarik merupakan salah satu wanita yang masuk Islam pada masa awal, ketika masih berada di Makkah. Ketika keislamannya diketahui oleh keluarganya, iapun mengalami penyiksaan sebagaimana orang-orang muslim pada masa awal. Mereka membawaUmmu Syarik dengan unta yang paling buruk ke tengah padang pasir.
Pada saat itu panas sedang memuncak, semua keluarganya masuk ke dalam tenda, sedang ia dibiarkan di tengah terik dalam keadaan berdiri dan terikat, ia diberi roti dan madu tetapi tanpa air minum. Ia diperlakukan begitu buruk dan keji selama tiga hari berturut-turut sehingga pikiran, pendengaran dan penglihatannya terganggu.
Dalam keadaan seperti itu, mereka berkata, “Tinggalkan agama Muhammad dan apa yang engkau yakini itu!”
Tetapi keadaannya yang begitu lemah dan payah menyebabkan Ummu Syarik tidak bisa memahami perkataan mereka, hanya saja, untuk mengekspresikan keimanannya, jarinya menunjuk ke atas, yang ia maksudkan dengan ketauhidan yang tak bisa diganggu gugat. Merekapun membiarkannya seperti semula, dalam terik membakar dan rasa haus yang tak tertahankan.
Dalam keadaan yang makin lemah dan setengah sadar, tiba-tiba dirasakan Ummu Syarikdinginnya air dalam ember yang melekat di dadanya, spontan ia meraih dan meminumnya. tetapi baru seteguk ember itu terlepas, ketika membuka matanya, ember itu tampak tergantung tanpa tali beberapa meter di atas bumi, yang tak mungkin ia meraihnya. Tetapi ember itu turun lagi, ia meraih dan meminumnya dan kemudian terangkat lagi. Untuk ketiga kalinya turun, Ummu Syarik meminumnya sampai puas dan menyiramkannya ke kepala dan tubuhnya.
Mendengar suara air tersebut, keluarganya berhamburan keluar dari tenda dan berseru, “Darimana semua ini, wahai musuh Allah?”
Ummu Syarik yang telah memperoleh kekuatannya kembali berkat air yang telah diminumnya itu, menjawab, “Bukan aku yang musuh Allah, tetapi orang-orang yang menentang agamaNya. Apa yang kalian pertanyakan ini dari sisi Allah, rezeki yang dianugerahkan Allah kepadaku.”
Anehnya, wadah air yang tadinya kering, penuh berisi air. Mereka memeriksa wadah air lainnya, dan semua berisi air dingin segar yang tidak diketahui darimana asalnya. Mereka kembali ke tempat Ummu Syarik, melepaskannya dan berkata, “Kami bersaksi bahwa Tuhanmu adalah Tuhan kami juga, yang memberikan rezeki kepadamu setelah apa yang kami lakukan padamu di tempat ini. Dialah yang mensyariatkan Islam.”
Setelah itu mereka semua masuk Islam. Ummu Syarik tetap tinggal di Makkah bersama suaminya, Abul Askar Ad Dausi hingga dakwah Nabi SAW tersebar luas dan mencapai kemasyhurannya
Leave a Reply