Base Jam saat tampil dalam acara penutupan Aceh Culinary Festival, Minggu (7//7/2019). |
Pembubaran pertujukan musik Base Jam saat tampil dalam acara penutupan Aceh Culinary Festival, Minggu (7//7/2019) karena tidak membawakan lagu religi menjadi fenomena baru di blantika musik Indonesia.
Keberadaan Base Jam sebagai salah satu grup musik popular di Indonesia pada era 90-an tentu menjadi satu bagian dari perjalanan musik di Tanahair. Karya grup musik yang berdiri pada tanggal 15 Januari 1994 ini langsung diterima oleh pecinta musik Indonesia lewat album perdananya yang mengandalkan lagu Bermimpi. Bisa dikatakan dari delapan album lagu yang telah mereka rilis, lagu Bukan Pujangga merupakan puncak kesuksesan mereka.
Menelisik karya-karya lagu Base Jam, mereka cenderung untuk menonjolkan syair-syair lagu tentang roman percintaan, meskipun ada sebagian lagu mereka yang mengangkat kritik sosial.
Pembubaran konser Base Jam oleh massa, adalah ekspektasi panggang jauh dari api. Karena kita ketahui sendiri, bahwa Base Jam bukanlah grup musik religi yang diharapkan untuk membawakan lagu-lagu keagamaan.
Bila dikaji lebih lanjut, karya lagu sebuah grup musik bisa saja terpengaruh pada trend pasar di masanya, apalagi jika grup musik tersebut berada di bawah naungan label musik, wajar saja jika nilai-nilai komersial lebih diutamakan dalam menenuhi kebutuhan pasar.
Pada tiap dekade, tanpa sadar akan ada warna tersendiri pada karya-karya lagu yang dilahirkan. Seperti pada era 70-an, lirik lagu cenderung puitis dan menggunakan diksi yang kuat. Pada era 80-an lirik lagu berkembang dengan menggunakan diksi yang ringan. Memasuki era 90-an lirik lagu mulai lugas dengan sedikit diksi. Pada era tahun 2000-an lirik lagu lebih lugas dan langsung pada makna yang ingin dituju. Pada era tahun belasan pada saat sekarang ini, penikmat musik di Indonesia lebih menyenangi lagu-lagu dengan lirik bernuansa religi.
Base Jam tidak bisa disalahkan pada peristiwa pembubaran konsernya ini, bisa saja hal ini terjadi hanya karena kesalahpahaman saja antara pihak penyelenggara dengan pihak pemilik regulasi.
Namun, setiap peristiwa adalah kuntum, yang bisa kita petik hikmahnya. Peristiwa yang dialami Base Jam tersebut pada sisi lainnya menjadi lampu hijau bagi para pegiat lagu relegi pada era sekarang ini, agar lebih semangat untuk melahirkan dan menampilkan lagu-lagu dengan lirik-lirik positif yang bersesuaian dengan syariat Islam, untuk mengajak pendengarnya agar menjadi pribadi yang lebih baik.
(Ditulis oleh Muhammad Fadhli – Reporter IslamicTunes News)
Leave a Reply