AKU MILIK SUAMIKU DAN SUAMIKU MILIK IBUNYA


Sahabat IslamicTunes yang dimuliakan oleh Allah SWT, kisah berikut ini merupakan hal yang akan dirasakan setiap insan yang bernama wanita, Wanita mesti menyadari
bahwa pria sesudah menikah mempunyai dua cinta. Merupakan cinta dirinya yang
merupakan anak terhadap ibunya & cinta dirinya yang merupakan suami
terhadap istrinya. 



Kesadaran ini dapat menciptakan wanita bijaksana menempatkan diri. Beliau bakal
jadi istri yang sabar terhadap suaminya & jadi menantu yg jauh lebih sabar
terhadap ibu mertuanya 
& yang jadi catatan mutlak satu orang istri kala ia mempunyai perbedaan
pandangan bersama ibu mertuanya kewajiban satu orang istri yakni tidak sedikit
mengalah & bersabar. Dikarenakan kesabaran ialah salah satu tanda yg
disematkan terhadap perempuan-perempuan shalihah yg menjaga mistqan ghazila,
ikatan suci yg diatasnya diletakkan tangan para malaikat. 



Pahami pun oleh wanita bernama mertua bahwa kala anak memutuskan buat
menikah anak kita mempunyai dua amanah agung dalam hidupnya yaitu amanah
dirinya juga sebagai anak kepadamu dan sebagai pemimpin bagi istri &
anak-anaknya. 





Jangan Sampai perberat amanahnya dengan sikap mengatur segala urusan anak kita
seperti dikala beliau bayi, biarkan dirinya membangun rumah tangganya dengan
perempuan pilihannya.



Diantara kewajiban seorang istri atas suaminya juga adalah, hendaknya seorang istri benar-benar menjaga amanah suami di rumahnya, baik harta suami dan rahasia-rahasianya, begitu juga bersungguhnya-sungguh mengurus urusan-urusan rumah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dan wanita adalahpenanggungjawab di rumah suaminya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban.” (HR Bukhari Muslim)


Syaikhul Islam berkata, “Firman Allah, “Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diriketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” (QS. An Nisa [4]: 34)
Ayat ini menunjukkan wajibnya seorang istri taat pada suami dalam hal berbakti kepadanya, ketika bepergian bersamanya dan lain-lain. Sebagaimana juga hal ini diterangkan dalam sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Majmu Al Fatawa 32/260-261 via Tanbihat, hal. 94, DR Shaleh Al Fauzan)
Berkhidmat kepada suami dengan melayaninya dalam segala kebutuhan-kebutuhannya adalah diantara tugas seorang istri. Bukan sebaliknya, istri yang malah dilayani oleh suami. Hal ini didukung oleh firman Allah, “Dan laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita.” (QS. An Nisa [4]: 34)
Ibnul Qayyim berdalil dengan ayat diatas, jika suami menjadi pelayan bagi istrinya, dalam memasak, mencuci, mengurus rumah dan lain-lain, maka itu termasuk perbuatan munkar. Karena berarti dengan demikian sang suami tidak lagi menjadi pemimpin. Justru karena tugas-tugas istri dalam melayani suami lah, Allah pun mewajibkan para suami untuk menafkahi istri dengan memberinya makan, pakaian dan tempat tinggal. (Lihat Zaad Al-Ma’aad 5/188-199 via Tanbihat, hal. 95, DR Shaleh Al Fauzan)
Bukan juga sebaliknya, istri yang malah menafkahi suami dengan bekerja di luar rumah untuk kebutuhan rumah tangga.




Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *