Apa Sebab Sebuah Lagu Sulit Diterima Orang Ramai?

Ilustrasi artikel. (Dok. IslamicTunesNews)
Setiap penyanyi tentu mendambakan karya lagu yang dirilisnya dapat diterima oleh orang ramai, agar pesan pada lagu tersebut sampai pada masyarakat luas. 

Sebelum karya lagu dirilis oleh para penyanyi dengan tim produksinya akan mengemas lagu tersebut secara matang dan profesional. Mulai dari penulisan lirik, membuat irama yang berjiwa, olah vokal yang bagus, hingga penggarapan musik yang diharapkan mampu mengantarkan lagu pada jiwa pendengarnya. 

Langkah promosipun dilakukan, dalam sinergi dan strategi demi menembus pasar, serta optimalisasi pemanfaatan media sosial dan media promosi lainnya. 

Pada titik tertentu kadang timbul pertanyaan pada diri sendiri, kenapa lagu tersebut tidak mampu mendapatkan respon dari masyarakat. Ditandai dengan minimnya komen pada postingan lagu tersebut, baik di akun media sosial, YouTube, dan lainnya. Tidak salah jika disimpulkan bahwa karya lagu tersebut belum mampu menggelitik jiwa pendengarnya. 

Sebelum melahirkan sebuah karya lagu, ada baiknya kita memperkaya diri dulu dengan banyak referensi lagu, dan menganalisa penyebab lagu tersebut bisa meraih kesuksesan. 

Adapun beberapa ikhtiar yang dapat kita lakukan sebelum memproduksi karya lagu adalah sebagaimana berikut. 

A. Penentuan tema lagu 

Tema sebuah lagu akan menentukan pendengar untuk ikut terbawa pada lirik yang dilantunkan. Lirik yang universal akan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan kalangan usia. Lirik yang baik dan everlasting adalah lirik yang lugas dengan sentuhan diksi untuk melahirkan nilai sastra yang multi interprestasi. Karya lagu yang baik adalah yang mengutamakan keperluan masyarakat, bukan idealisme sebagai seorang seniman, demi mempengaruhi mereka agar selalu berperilaku baik sesuai syariat. 

Unsur humaniora atau sisi kemanusiaan yang jamak dialami oleh orang jadi langkah praktis bagi sebuah lagu untuk mudah diterima masyarakat luas. 

Pemilihan tema dari isu terkini juga bagus bagi sebuah lagu untuk dapat diterima, namun sebaiknya tetap dikemas dengan lirik yang tak berbatas waktu agar tidak bersifat temporary. 

B. Aransemen Musik 

Masyarakat ingin memperoleh sajian lagu dengan kemasan musik yang sedang tren. Memasukan unsur musik lawas tidak ada salahnya, namun bagaimana upaya kita untuk mensenyawakannya agar menjadi sebuah sajian baru. 

C. Vocal Recording 

Menyanyi bukan sekadar melantunkan lagu dengan indah. Sebelum menyanyikan sebuah lagu kita perlu mengilhami terlebih dahulu kata demi kata pada liriknya. Apakah itu ungkapan bahagia, kesedihan, kebimbangan, penegasan, pertanyaan, ajakan, dan berbagai jenis emosional lainnya. Dari sinilah upaya penjiwaan atau soul sebuah lagu dapat kita wujudkan. 

Pengucapan setiap suku kata harus jelas, karena bernyanyi itu konsep dasarnya adalah berbicara. Jika yang kita bicarakan tidak jelas, tentu yang mendengarnya tidak paham dengan apa yang kita ucapkan. 

D. Mixing dan Mastering 

Panduan dalam melakukan mixing dan mastering sebuah lagu sebaiknya kembali pada prinsip dasar sebuah alat musik dan vokal, agar sebuah lagu makin nyaman untuk didengar. 

Sebelum melakukan mixing, kita bisa memperhatikan dulu posisi para personal grup musik saat di atas panggung. Akan jelas terlihat susunan siapa yang paling depan dan siapa yang di belakang. Dari situ bisa jadi panduan bagi kita saat mengatur level volume, mulai dari vokal, gitar, piano, violin, flute, drum, dan alat musik lainnya. 

Lagu solois yang musiknya diaransemen secara full midi oleh arranger mungkin tidak menjadi persoalan dalam mengatur volume setiap instrument musik saat proses mixing dilakukan. Permasalahan bisa terjadi pada grup musik, di mana salah seorang personal kadang menginginkan alat musik yang dimainkannya lebih menonjol terdengar. Dan adakalanya kecenderungan personal yang melakukan mixing yang menonjolkan alat musik tertentu tanpa nengindahkan ketentuan dasarnya. 

Bagaimanapun, yang menjadi ujung tombak pada sebuah lagu adalah vokal, apalagi nasyid, yang ingin melekatkan pesan-pesan dakwahnya pada pendengar lewat lirik lagunya. Volume vokal memang harus lebih menonjol dari aransemen musik. Ini bisa dibuktikan saat kita mendengar sebuah lagu nasyid dari kejauhan melalui toa masjid. 

Namun itu semua jika kita mengacu pada selera umum masyarakat pada saat ini, akan tetapi standar baku antara vokal dan aransemen musik tetap pada level volume yang sama. 

Sebuah lagu yang sudah dibuat dengan lirik dan irama yang bagus akan bisa kita reka sendiri nasibnya jika dilantunkan tanpa soul, aransemen musik yang hampa filosofi, pengucapan yang tidak jelas, dan mixing yang kurang tepat. Meskipun kita kerja keras mempromosikannya, ibarat kue yang dijajakan keliling kampung, jika tak enak orang hanya mencicipi saja tanpa menghabiskannya, dan mustahil akan mau memutar lagi lagu tersebut. 

Sebuah karya yang bagus kadang tidak langsung meletup saat dirilis, ada masa yang tepat baginya untuk naik. Karena sebuah karya ketika dilayarkan akan menemukan nasib dan muaranya sendiri. Simpanan emas yang akan berkilauan pada waktunya. 

Akan tetapi, semua tetap kembali kepada kehendak Allah SWT yang akan menentukan orang yang akan dinaikkan derajat dan kemuliannya, beserta karyanya. Dengan menjaga ibadah, kesantunan pada orangtua, menjalin silaturahmi dan merawatnya, insyaa Allah, ada jalan dari-Nya. Wallahu a’lam. (*)

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *