‘Barakallah’ dari S2 Berpotensi Jadi Lagu Wajib Resepsi Pernikahan

–          Para personal S2, duo nasyid asal Kota Pangkalpinang. (Dok. Istimewa)
Pertunjukan musik menjadi salah satu alternatif untuk menghadirkan kemeriahan pada resepsi pernikahan, sempana memberi hiburan bagi para tamu undangannya. Musik nasyid saat ini cenderung menjadi pilihan, agar makin memberi manfaat dengan pesan-pesan religiusnya. Situasi ini memberi inspirasi bagi Savril dan Steven Jordan yang tergabung dalam grup S2, asal Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, untuk menulis lagu Barakallah. Lagu ini telah dirilis pada tanggal 10 Agustus 2019. 

“Lagu Barakallah terinspirasi dari lagu Barakallah milik Maher Zein yang sering kami nyanyikan di pesta pernikahan. Lagu tersebut seolah menjadi lagu wajib di setiap acara pernikahan yang mengusung musik islami sebagai hiburan. Lagu tersebut sering dibawakan beberapa kali pada satu acara, atas permintaan keluarga pengantin atau undangan, mungkin karena belum ada lagu lain yang serupa, yang berisi doa pernikahan. Akhirnya tercetuslah ide untuk membuat lagu sendiri yang bisa menjadi lagu sekaligus doa pada resepsi pernikahan,” kata Savril saat diwawancarai oleh IslamicTunesNews, Sabtu (31/8/2019). 

Savril juga mengatakan, “Lagu Barakallah mengajak kita semua untuk terbiasa mendoakan pengantin dengan doa sebagaimana yang disyariatkan oleh Islam. Pada bagian awal lirik lagu juga memiliki pesan bahwa pernikahan adalah suatu rahmat dan ridha dari Allah SWT, dua insan yang dulunya tidak saling mengenal atau tinggal berjauhan, ditakdirkan untuk hidup bersama. Seperti pada liriknya ‘biar satu di timur, biar satu di barat, kalau sudah jodoh pasti bertemu depan penghulu, jika Allah telah meridhai’. Lagu ini sekaligus memotivasi para jomblo, agar tidak putus asa dalam ikhtiar menemukan jodoh.” 

“Alhamdulillah, jika lagu Barakallah bisa dijadikan lagu wajib dalam sebuah acara pernikahan. Sesuai dengan tujuan kami membuat lagu Barakallah, untuk dapat dijadikan ‘theme song’ pada setiap resepsi pernikahan muslim,” kata Savril. 

Lebih lanjut Savril mengatakan, “Lagu Barakallah musiknya dibuat dan diaransemen oleh Adishwara, Musisi Senior di Bangka Belitung, direkam di Shoka Music Studio – Sungailiat. Konsep lagu Barakallah menggabungkan unsur keceriaan dan kebahagiaan, sesuai dengan irama dan rentaknya yang rancak, menggambarkan suasana kebahagiaan sebagaimana layaknya sebuah pesta pernikahan, namun ada bagian-bagian yang dibuat slow dan mendayu, untuk menggambarkan suasana khidmat dalam prosesi pernikahan.” 

“Lagu Barakallah adalah lagu perdana S2. Kekuatan lagu Barakallah ada pada tema, irama, dan beatnya yang ceria sehingga asik dan pas untuk dibawakan pada acara pernikahan. Semoga lagu ini tak lekang oleh waktu, dan bisa dibawakan terus di setiap acara pernikahan,” kata Savril.
–          Para personal S2, duo nasyid asal Kota Pangkalpinang. (Dok. Istimewa)
Sementara itu Steven Jordan mengatakan, “S2 baru berdiri tahun 2019 ini, dibentuk secara tidak sengaja, karena kebetulan saya dan Savril berada di bawah naungan Grup Savril Management, kami sering bertemu saat tampil pada acara pernikahan. Akhirnya terniat untuk membuat lagu yang berisikan tentang doa untuk pengantin yang bisa dinyanyikan bersama di acara pernikahan.” 

“Selain pada resepsi pernikahan, S2 biasanya juga tampil pada acara-acara peringatan Hari Besar Islam, serta event-event perusahaan dan pemerintahan. Tahun 2019 ini S2 ikut Festival Ekonomi Syariah Sumatera di Palembang, mewakili Kantor Perwakilan Bank Indonesia – Provinsi Bangka Belitung, bersama teman-teman adisional lainnya. Saat ini S2 sedang giat mempromosikan lagu perdananya ini di media sosial dan media-media yang ada di Bangka Belitung, seperti radio,” kata Steven. 

Sebelum menutup wawancara Steven juga mengatakan, “Masyarakat Bangka Belitung cukup antusias dengan lagu-lagu nasyid dan religi, terbukti dari banyaknya undangan bernyanyi di acara pernikahan dan mengisi di berbagai acara, baik di Bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Potensi pasar lagu nasyid cukup baik, sehingga tidak salah jika musisi-musisi lainnya ingin membuat karya nasyid atau religi di Bangka Belitung, dan semoga bisa diterima juga oleh pasar nasional.” (*)

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *