HARUSKAH AKU YANG MELAMARMU?

Sahabat IslamicTunes yang berbahagia,
semoga kisah dibawah dapat menginspirasi kita, Dulu ana datang ke suami
ana, justru ana yang menawarkan diri ke suami.
”Akhiy maukah menikah dengan ana?”, tawarku padanya.

Waktu itu dia masih kuliah smester 8. Dia cuma bengooonggg seribu bahasa,
serasa melayang di atas awan, seolah waktu terhenti. Beberapa saat setelah
setengah kesadarannya kembali dan setengahnya lagi entah kemana, dia berucap,



”’Afwan ukh… anti pengen mahar apa dari ana?” “Cukup antum bersedia
menikah denganku saja itu sudah lebih dari cukup”



Bak orang awam mendaki gunung yang tinggi lagi extreme, ehhh… dianya langsung
lemesss… kayak pingsan. Besoknya datang nazhar, terus khitbah. Lalu untuk
ngumpulin uang buat nikah, dia jual sepeda dan jual komputernya… untuk mahar
dan biaya nikah. Di awal pernikahan dia gak punya pendapatan apa-apa. Kita
usaha bareng dan ana gak pernah nanya seberapa pendapatnya ataupun dia kerja
apa. Selama ana nikah dengannya ana belum pernah minta uang. Hingga kinipun
kalo gak dikasih ya diam. Saat beras habis… ana gak masak. Saat dia nanya,
“koq gak masak beras dek?”



“Habis mas”, jawabku


“Koq gak minta uang?”, lanjutnya.


Ana gak jawab, takut suami gak punya kalo ana
minta. Jadi ana takut menyinggung perasaan kekasih hatiku.. weee.



Kalo kita menghormati suami, maka suami akan menyayangi kita lebih dari rasa
sayang kita ke dia. Bahkan usaha sekarang dah maju pesat… alhamdulillah.
Ibarat kata uang 50jt dah hal biasa. Lalu suatu hari ana tawarkan dia nikah
lagi namun dia gak mau. Katanya ana itu tidak ada duanya… hehehe ngalem
dewek. Walaupun ortunya dulu gak ridho dengan ana, karena salafi… sekarang
sudah baikan.



Rezeki bisa dicari bersama. Bagi ana usaha yang dicari bersama suami
susah-payah bersama, setelah sukses… maka banyak kenangan manis yang tak
terlupa. Kita jadi saling memahami dan mengerti karakter masing-masing karena
kita sering berinteraksi.



Suamiku adalah temen curhatku…


suamiku adalah patner bisnisku…


suamiku adalah ustadz tahsinku…


suamiku adalah temen seperjuanganku…


suamiku adalah sahabatku…


suamiku adalah temen mainku…


suamiku adalah temen berantemku…”, itulah
kiranya yang ana rasakan darinya, setelah 12 tahun menikah dan insya Alloh dikaruniai
anak 7 semoga semakin menambah keberkahan dalam rumahh tangga ana…



Dan bukan hal yang hina bagi ana kalo ada seorang akhawat datang menawarkan
diri ke ikhwan. Ana dulu hanya melihat dari bacaan al-Qur’annya yang bagus dan
dia sangat menjaga sholatnya itu aja gak lebih. Jadi para akhawat yang belum
menikah… apa yg menghalangi anda untuk menikah muda? Apa karena melihat
pendapatan materi dari ikhwan yang menghalaginya?

http://www.infoberkah.com

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *