IslamicTunesNews | DAHSYATNYA KEKUATAN KEYAKINAN (THE POWER OF BELIEF)


Sahabat IslamicNews yang diberkahi ALLAH SWT, “Tuhan membukakan
pintu kebenaran bagi siapa saja yang mengetukNYA dengan KEYAKINAN”  Kahlil
Gibran.

Sahabat sekalian, judul artikel saya kali ini adalah Dahsyatnya kekuatan KEYAKINAN (the Power of BELIEF) 
untuk mengembangkan potensi diri.  Mengapa  Kekuatan KEYAKINAN
itu Dahsyat?

Ya..Keyakinan adalah fondasi untuk melakukan apa saja. Kita baru
akan bertindak bila kita merasa yakin mampu melakukan sesuatu. Jika tidak yakin
maka upaya yang kita lakukan akan dikerjakan dengan setengah hati. Dan kita
tahu, apapun yang dilakukan dengan setengah hati, tanpa kesungguhan, maka
hasilnya pasti tidak akan pernah maksimal. Seringkali upaya kita, jika diawali
dengan perasaan tidak yakin, akan berakhir dengan kegagalan.

Namun Yakin yang saya maksud disini ada syaratnya, tidak asal
yakin. Yakin yang saya maksudkan di sini adalah Yakin yang
berlandaskan 4 hal penting
 .
Tidak asal “yakin” dan “ngotot”.

Mengapa harus dilandasi 4 hal penting?
Ya, karena yakin ini sebenarnya ada tiga macam. Pertama, yakin yang
hanya bermain di level kognisi atau pikiran sadar. Kedua,
yakin yang bermain pada level afeksi atau pikiran bawah sadar. Ada lagi yakin
yang tipe ketiga yaitu yakin yang “ngaco” alias
“ngawur”. Yakin tipe ini adalah yakin yang berlebihan atau overconfident tapi
tidak ekologis.

Yakin tipe ketiga ini sangat berbahaya. Ini ada satu cerita
nyata. Guru saya pernah bercerita bahwa ada seorang klien, sebut saja Bu Atun,
yang setelah mengikuti suatu pelatihan motivasi, menjadi begitu semangat dan
menjadi sangat-sangat yakin bahwa ia akan bisa sukses dalam waktu yang sangat
singkat dan mudah.

Sepulang dari pelatihan itu Bu Atun dengan “haqul yaqin” (sangat
yakin) memutuskan bahwa ia dalam waktu maksimal 3 (tiga) bulan akan menjadi
orang kaya dan akan berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp. 3 Miliar. Benar,
anda tidak salah baca, 3 bulan untuk Rp. 3 miliar. Ck.. ck… ck… sungguh dahsyat
sekali.
Syarat pertama  adalah Yakin
yg diikuti dengan  Semangat
 . Yang menjadi
komponen atau bagian dari  Semangat adalah konsistensi, persistensi,
kegigihan, atau whatever it takes.

Tindakan yang dilandasi dengan suatu keyakinan yang teguh, bahwa
kita pasti bisa berhasil, pasti akan dilakukan dengan penuh semangat. Semangat
ini sebenarnya adalah motivasi intrinsik atau dorongan bertindak yang berasal
dari dalam diri kita. Kekuatan Semangat ini yang membuat seseorang akan terus
mencoba walaupun telah gagal berkali-kali. Kekuatan Semangat ini yang mendasari
peribahasa “Tidak ada yang namanya kegagalan. Yang ada hanyalah hasil yang
tidak seperti yang kita inginkan”, “Winners never quit. Quitters never win”,
“Tidak penting berapa kali anda jatuh, yang penting adalah berapa kali anda
bangkit setelah anda jatuh.”
Kekuatan Semangat ini yang menjadi pendorong Thomas Edison untuk
terus mencoba walaupun ia telah berkali-kali “belum berhasil” menemukan bahan
yang sesuai untuk membuat bola lampu listrik. Kekuatan Semangat ini pula yang
mendorong Harland Sanders untuk terus menawarkan resep ayam gorengnya yang
istimewa Kentucky Fried Chicken, walaupun ia telah ditolak berkali-kali.
Nah, bagaimana dengan kisah Bu Atun? Saya lanjutkan ya
ceritanya.

Bu Atun, dengan bekal keyakinan yang “pasti” dan “kuat”
memutuskan untuk menjalankan suatu usaha yang akan menjadi kendaraannya untuk
mengumpulkan Rp. 3 miliar dalam waktu 3 bulan. Bu Atun bekerja dengan sungguh
serius.
Syarat kedua adalah Yakin yg diikuti dg Kekuatan Fokus. Berarti
kita hanya melakukan hal-hal yang memang berhubungan dengan target yang ingin
kita capai. Pikiran kita menjadi sangat tajam, terpusat, seperti sinar laser
yang siap untuk menembus berbagai penghalang. Kita tidak akan membiarkan
berbagai cobaan atau distraksi membuat pikiran atau kegiatan kita menyimpang
dari tujuan semula.
Saat Kekuatan Fokus bekerja kita akan sangat memperhatikan
hal-hal detil dalam upaya mencapai keberhasilan. Kekuatan Fokus ini yang
mendorong kita untuk menghasilkan master piece.

Sekarang saya lanjut lagi cerita tentang Bu Atun. Apakah Bu Atun
fokus? Oh, sangat fokus. Begitu fokusnya sehingga ia bisa melihat banyak sekali
peluang di sekitar dirinya. Bu Atun mengajak kawannya kerjasama. Ia bahkan
bersedia menanamkan modal yang cukup besar untuk mengembangkan bisnis kawannya
karena ia yakin bisnis ini bisa memberikan sangat banyak uang dalam waktu yang
singkat. Bahkan saat kawannya, yang selama ini telah menggeluti bisnis itu,
mengatakan bahwa tidak mungkin bisa secepat itu perkembangan bisnisnya,
walaupun mendapat suntikan dana besar, Bu Atun tetap yakin, semangat, dan fokus
berkata, “Ah, yang penting yakin. Kalau yakin maka segala sesuatu mungkin
terjadi.”

Syarat ketiga adalah Yakin yg diikuti dg  Kedamaian Pikiran. Syarat
ketiga ini sangat penting diperhatikan karena ini merupakan barometer untuk
menentukan apakah keyakinan kita terhadap sesuatu itu ekologis atau tidak.

Saat kita yakin, semangat, dan fokus melakukan sesuatu maka kita
perlu memeriksa apakah kita merasakan ketenangan baik di pikiran maupun di
hati. Jika jawabannya “Tidak” maka kita perlu memeriksa ulang keyakinan kita.

Kita perlu memeriksa apakah keyakinan kita itu sudah benar-benar
yakin ataukah lebih karena dorong emosi tertentu, misalnya emosi takut atau
keserakahan.
Pada kasus Bu Atun, ternyata ia sama sekali tidak merasakan
kedamaian. Hal ini tampak dalam kehidupannya. Bu Atun, dalam upaya mencapai
targetnya, ternyata tidak mendapat dukungan dari suaminya. Bu Atun tetap
memaksakan kehendaknya. Ia bersikeras bahwa dengan keyakinannya yang pasti ia
akan dapat mencapai apapun yang ia inginkan.

Apa yang terjadi? Bu Atun sering ribut dengan suaminya dan
selalu tampak murung dan stress.

Bila keyakinan kita bersifat ekologis, didasari dengan pikiran
yang benar dan kebijaksanaan, maka saat kita bekerja keras dan giat untuk
mencapai impian-impian kita, pikiran dan hati kita akan tetap merasa tenang,
damai, dan bahagia. Ini adalah satu aspek penting yang jarang sekali
diperhatikan oleh kebanyakan orang.
Perasaan tenang, damai, dan bahagia merupakan indikasi bahwa apa
yang kita lakukan benar-benar kita yakini akan berhasil. Kita hanya tinggal
melakukan kerjanya saja dan sukses (insyaAllah) sudah pasti akan kita dapatkan.
Sukses hanyalah efek samping yang pasti akan terjadi.
Syarat keempat adalah Yakin yg diikuti dg  Kebijaksanaan. Kekuatan ini sangat penting karena digunakan
untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang telah kita lakukan pada keyakinan
kita.

Dengan menggunakan kebijaksanaan kita dapat melakukan evaluasi
dengan baik, benar,akurat, dan tanpa melibatkan emosi. Jika hasil yang dicapai
belum seperti yang kita inginkan maka dengan menggunakan kebijaksanaan kita
dapat mengetahui permasalahannya dan dapat meningkatkan diri kita.
Jika hasilnya sudah seperti yang kita inginkan maka, dengan
menggunakan kebijaksanaan, kita dapat mempertahankan dan meningkatkan pencapaian
itu.
Kebijaksanaan juga digunakan untuk memeriksa keyakinan atau
kepercayaan yang menjadi langkah awal tindakan untuk mencapai goal. Dengan
bijaksana kita dapat memeriksa keabsahan keyakinan kita. Apakah kita sudah
benar-benar yakin secara benar ataukah kita sebenarnya tidak yakin tapi memaksa
diri yakin karena kita takut?

Bu Atun ternyata tidak menggunakan Kekuatan Keyakinan dalam
mengejar impiannya. Setelah mendengar penjelasannya secara cukup detil, guru
saya akhirnya menyimpulkan bahwa Bu Atun ini sebenarnya tidak yakin namun ia
memaksakan kehendak, tanpa mempertimbangkan kondisi riil yang sedang ia alami,
untuk bisa sukses.

Ternyata emosi yang mendorong Bu Atun untuk “Yakin” adalah
ketakutannya akan masa depan. Ia, setelah menghadiri seminar motivasi, menjadi
“sangat yakin” dengan apa yang diajarkan oleh si pembicara dan akhirnya menjadi
“buta” oleh emosinya sendiri.

Hal ini diperkuat lagi saat Bu Atun mendapat peneguhan dari
mentornya, pembicara tadi, yang mengatakan, “Pokoknya, kalo kamu yakin, maka
kamu bisa mencapai apapun yang anda inginkan.”

Sahabat sekalian, KEYAKINAN/BELIEF seperti ini, yang menggunakan
kata-kata “pokoknya”, yang saya kategorikan sebagai “belief” yang perlu
diwaspadai. Belief ini seringkali tidak membumi dan menyesatkan.

Bila kita menggunakan KEYAKINAN yang telah saya jelaskan dalam artikel
ini maka dengansyarat  semangat, fokus, damai, dan bijaksana niscaya kita akan dapat mengembangkan
potensi diri secara optimal untuk menggapai tujuan kita. Aamiin.


Dikutip dari trainerspiritual.wordpress.com

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *