IslamicTunesNews | GUPUH, SUGUH DAN LUNGGUH (SELAMAT DATANG BULAN RAMADHAN)


Tidak lama lagi, kita umat Islam akan kedatangan
tamu agung yaitu bulan suci Ramadhan. Sebagai tuan rumah yang baik, tentu kita
tidak ingin mengecewakan datangnya bulan Ramadhan. Oleh karena itulah, kita
mesti gupuh, suguh dan lungguh terhadap bulan puasa ini. Terminologi gupuh,
suguh dan lungguh begitu akrab bagi masyarakat Jawa. Gupuhnya umat Islam dalam
menyambut bulan ini ditunjukkan dengan berbagai persiapan entah itu di
musholla, masjid, surau, bahkan tidak sedikit instansi dan sekolah yang juga
berlomba-lomba mempersiapkan diri dalam menyambut bulan Ramadhan.
Telah ada contoh dari Rasulullah bahwa beliau
dahulu memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan bulan ini.
Beliau bersabda :
“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan
Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk
berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup
pintu-pintu neraka….” (HR. Ahmad)
Demikian pula orang-orang shaleh terdahulu dari
kalangan shahabat dan tabi’in, mereka sangat perhatian dengan datangnya bulan
Ramadhan ini serta bergembira didalam menyambutnya. Maka kebahagiaan manakah
yang lebih agung dibandingkan dengan berita dekatnya bulan Ramadhan, momen untuk
melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya.

TEKAD BULAN RAMADHAN

Sedangkan yang bisa kita suguhkan dalam menjamu
bulan Ramadhan antara lain bertekad dan membuat program agar memperoleh
kebaikan yang banyak di bulan Ramadhan. Kebanyakan dari manusia, bahkan dari
kalangan yang berkomitmen untuk agama ini (beragama Islam), membuat program
yang sangat serius untuk urusan dunia mereka, seperti belanja ke mall,
bersih-bersih rumah, sibuk membuat kue lebaran dan lain sebagainya. Akan tetapi
sangat sedikit dari mereka yang membuat program sedemikian bagusnya untuk
urusan akhirat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap tugas seorang
mukmin dalam hidup ini, dan lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim
memiliki kesempatan yang banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya,
sehingga ia bisa lebih banyak dan lebih baik dalam beribadah terutama dalam
bulan Ramadhan.
Di antara program akhirat yang bisa kita lakukan
adalah program menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan ketaatan dan ibadah
dengan sebaik-baiknya. Seharusnya seorang muslim membuat program perencanaan
amal yang akan dikerjakan pada siang dan malam di bulan Ramadhan. Bertekad
dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pahala di bulan Ramadhan serta menyusun
waktunya (membuat jadwal) untuk beramal shalih.

Puasa di bulan Ramadhan

Berbekal ilmu dan pemahaman terhadap hukum-hukum di
bulan Ramadhan, wajib atas seseorang yang beriman untuk beribadah kepada Allah
dilandasi dengan ilmu, dan tak ada alasan untuk tak mengetahui
kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah atas hamba-hamba-Nya. Diantara
kewajiban itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Sudah sepantasnya bagi seorang
muslim belajar untuk mengetahui perkara-perkara puasa serta hukum-hukumnya
sebelum ia melaksanakannya (sebelum datang bulan Ramadhan), agar puasanya sah
dan diterima oleh Allah Ta’ala.
“Maka bertanyalah pada orang-orang yang berilmu
jika kalian tak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya’:7). Oleh karena itu, momen dalam
bulan ini sangat tepat untuk menimba ilmu keIslaman sebanyak-banyaknya, karena
hampir di setiap masjid dan musholla selalu menyuguhkan kajian-kajian menarik
disela-sela sholat isya’ dan tarawih. Dengan demikian wawasan keIslaman kita
akan semakin luas dan kedekatan kita dengan yang Maha Dekat akan semakin mesra.
Sedangkan yang terakhir lungguhnya kita untuk
mengisi bulan yang mulia ini adalah dengan lebih banyak berdiam diri di masjid
terutama pada sepuluh hari yang terakhir, untuk merenungi, mengevaluasi dan
mensyukuri segala kebaikan dan anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepada
kita. Secara total kita mendekatkan diri kepadaNya, dengan lebih banyak duduk
membaca, mempelajari, mengkaji dan memahami baik ayat-ayat Kauniyah maupun
ayat-ayat Qauliyah. Setelah itu, mari kita sempurnakan Ramadhan kita dengan
lebih banyak memberi. Karena tidak akan sempurna segala ibadah kita kepada
Allah, kalau didalam diri kita tidak ada empati, simpati dan rasa peduli
terhadap orang-orang di sekitar kita. Dengan kata lain, kesalehan individu
harus diikuti dengan kesalehan sosial. Selamat menjalankan ibadah puasa.
Wallahu a’lam.

 – See more at: http://www.rsiaisyiyah-


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *