IslamicTunesNews | HINDARI SIFAT-SIFAT TERCELA BERIKUT


12373396_1530655797252007_2012995234767095525_nSahabat IT yang dimuliakan Allah swt, mari kita sama-sama muhasabah diri kita semoga kita terhindar dari sifat yang satu ini.
Tajassus adalah mencari-cari kesalahan orang lain dengan menyelidikinya atau memata-matai. Dan sikap tajassus ini termasuk sikap yang dilarang dalam Alquran maupun hadist, Islam merupakan agama yang sempurna dan sangat menghormati hak dalam bersaudara antara sesama manusia. Karena itu, Islam sangat menjamin hak-hak setiap individu maupun masyarakat dan melarang perbuatan yang menyerempet kepada hak-hak pribadi maupun aib dari setiap manusia. Salah satu perbuatan atau sikap yang buruk adalah tajassus. Apa itu tajassus? Tahukah kalian apa itu tajassus? Mari kita simak sedikit demi sedikit.
Tajassus kalau dalam istilah kita dinamakan dengan memata-matai (spionase) atau mengorek-orek berita. Sehingga dalam lingkungan pesantren kata itu sering kali digunakan dan menyebutnya sebagai ‘jaasuus’ atau mata-mata. Namun dalam kamus literatur bahasa Arab, misalnya kamus Lisan al-‘Arab karangan Imam Ibnu Manzhur, tajassus berarti “bahatsa ‘anhu wa fahasha” yaitu mencari berita atau menyelidikinya.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)
Dalam ayat tersebut, Allah Ta’ala melarang kita untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Entah itu dengan kita menyelidikinya secara langsung atau dengan bertanya kepada temannya. Tajassus biasanya merupakan kelanjutan dari prasangka buruk sebagaimana yang Allah Ta’ala larang dalam beberapa kalimat sebelum pelarangan sikap tajassus.
Selain itu ada lagi yang sering mengganggu dalam hidup kita merupan sifat yang harus kita jauhi, yakni tidak bersyukur dengan nikmat yang diberikan Allah swt atau biasa kita sebut kufur nikmat, sifat ini juga dilarang dalam islam.
12391931_1530655720585348_5105169383034767054_nKufur adalah lawan kata dari Syukur (mensyukuri/bersyukur) atas nikmat. Dalam hal ini yaitu syukur kepada nikmat Allah SWT. Dalam Al-Quran kata kufur lebih condong pada lawan kata iman, yakni menginkari adanya Pencipta. Iman adalah pengakuan atas adanya Allah SWT dan meyakini kebenaran atas ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi akhir zaman penyempurna Ajaran Allah SWT dari Nabi-Nabi terdahulu.
Apabila seseorang sudah kufur nikmat, maka biasanya ia akan mempersekutukan Allah SWT dengan yang lain serta dapat mengingkari adanya Allah SWT dan tidak percaya terhadap ajaran Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain berarti orang itu telah menjadi kafir.
أَفَأَمِنُواْ مَكْرَ اللّهِ فَلاَ يَأْمَنُ مَكْرَ اللّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَأَوَلَمْ يَهْدِ لِلَّذِينَ يَرِثُونَ الأَرْضَ مِن بَعْدِ أَهْلِهَا
أَن لَّوْ نَشَاء أَصَبْنَاهُم بِذُنُوبِهِمْ وَنَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لاَ يَسْمَعُونَ
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada orang yang merasa aman dari azab Allah kecuali mereka adalah orang-orang yang merugi. Dan apakah belum jelas bagi orang-orang yang mempusakai negeri sesudah (lenyap) penduduknya, bahwa kalau kami menghendaki tentu kami azab mereka karena dosa-dosanya. Dan kami kunci mati hati mereka, sehingga mereka tidak dapat mendengar (pelajaran lagi)?” (QS Al-A’raaf [7]: 99 – 100).
Pada zaman nabi terdahulu juga banyak kaum yang mempunyai sifat yang kurang baik, akan tetapi Allah swt menghancurkan orang-orang yang mempunyai sifat tercelah, seperti Fir’aun, Qarun dan lainnya.
Semoga kita tetap dalam lindungan Allah swt dan terhindar dari sifat-sifat tercela. Amiin
.

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *