IslamicTunesNews | KELEMAHAN PERFORM TIM NASYID

 Kelemahan tim nasyid perform 

1. Alur tidak terkonsep
Pada event reguler, biasanya tim acapella
membawakan 3 – 5 lagu, kecuali pada event wedding atau event khusus. Idealnya,
lagu pembuka dan lagu penutup adalah lagu yang paling bagus. Namun, kadangkala
saking tidak sabaran untuk show up, si munsyid malah mengeluarkan lagu-lagu
jagoannya di awal. Lagu penutup malah yang biasa-biasa saja. Penonton yang
tidak begitu perhatian, akan menutup kesan tentang tim tersebut kurang lebih
seperti ini “Ooooh ternyata biasa aja tho,” Bandingkan jika ditengah perform
kita tidak maksimal, tapi lagu terdahsyat disajikan di akhir, “Oooo ternyata
bagus ya,” seperti itulah persepsi pendengar
Kesalahan lainnya, tim tidak mampu menyusun
lagu-lagunya menjadi satu kesatuan yang mengasyikkan. Ibarat alur cerpen ada
pembukaan yang menarik- mulai konflik – konflik puncak –dan anti klimaks,
seperti itu juga seharusnya kita menyusun urutan lagu.
2. Asyik sendiri/Gak komunikatif
Menyanyi itu bercerita. Ada pesan kebaikan
dalam cerita berwujud nasyid ini. Dalam bercerita, ada dua tokoh : si pencerita
dan yang diceritai. Bayangkan seandainya si pencerita itu asyik sendiri :
main-mainin microphone gak jelas, matanya cuma menatap dinding samping, wajah
tertunduk malu. Akhirnya yang diceritai merasa dicuekin, dan pandangannya
siap-siap beralih dari artis menuju layar HP. SMS diterima – SMS dikirim ^_^
3. Attacking awal yang gak asyik
Pernahkah teman-teman menonton sebuah tim
nasyid, dengan muka kaku memelas, membuat awalan lagu hanya bermodal kata “lagu
pertama kami…X. Baik lagu kedua kami Y…Terima kasih, lagu terakhir kami
Z,”. Kalo iya, pertanyaan selanjutnya adalah apa yang ada dibenak teman-teman
tentang tim nasyid tersebut? Kasihan? Pengen ketawa? Atau malah berdecak kagum?
Idealnya sebuah lagu diawali dengan sesuatu
menarik, entah itu kata-kata memukau, bunyi-bunyian acapella yang menarik,
ataupun koreografi yang keren. Kesan pertama harus begitu menggoda.
Kadangkala tim beralasan waktu tampilnya kurang
untuk melakukan hal itu. Ingat! Setiap tim mulai sekarang harus menanamkan
dalam dirinya “Aku harus mendapat repeat order dari penampilanku saat ini,”
Jadi, jangan mau kalo diminta tampil 3 lagu tapi waktu yang disediakan 10
menit. Teman-teman acapella akan kesulitan membangun awalan yang menarik. Yang
ada malah teman-teman gugup karena harus menyelesaikan 3 lagu dalam waktu 10
menit. Alih-alih berharap diundang lagi, malah yang ada tim nasyid kita ter-DO
dari daftar pengisi acara selanjutnya (kecuali kalo gak ada pilihan lain,
selain tim kita he he).
4. Kucel dan semerawut
Nasyid itu indah? Sepakat gak? Kalo sepakat,
berarti sepakat juga dengan opini bahwa segala sesuatu perangkat nasyid harus
disiapkan dengan indah, termasuk penampilan personil. Bohong besar kalo ada
yang bilang suara bagus aja cukup, gak peduli dengan tampilan tim nasyid
tersebut. Saat tim tampil, berarti penonton sedang menyiapkan rekaman audio
visual tentang tim tersebut. Suara bagus tapi mukanya kucel, baju kusut, pake
acara basket (basah ketek, ups ^^) segala. Kalangan pencinta nasyid aja ogah,
apalagi orang biasa. Sampai kucing bertanduk (kapan ya he he), mimpi nasyid
jadi hiburan hotel, TV, hanya akan menjadi mimpi belaka. Lha, wong penampilan
musisi di luar nasyid bagus-bagus, bersih-bersih bin indah-indah kok.
Mulai sekarang, mari kita tanamkan nasyid itu
indah dengan menjaga kebersihan dan keindahan penampilan. Jika ingin nasyid
membumi, pakailah standar penampilan di bumi. Jangan sampai menjadi terdakwa
perusuh dakwah seni, hanya karena saat tampil yang satu pake kaos, yang satu
pake kemeja, yang lainnya pake jaket. Yang satu pake jins, sisanya pake celana
bahan kain.
5. Gak Kompak
Yang namanya tim acapella, paling tidak ada 5
kepala dengan pikiran yang berbeda. Sering kejadian saat tampil, yang satu
pengen nyanyi Kekasih Allah Awan, yang lain pengen nyanyi Tobat The CS
(misalnya lho he he). Dan itu ditentukan di atas panggung. Alhasil, pihak yang
merasa kalah jadi ogah-ogahan nyanyi.
6. Ending lagu yang gak memukau
Suatu saat manajemen ANN Palembang nonton konser
sebuah band ternama dalam rangka belajar manajemen performance buat tim-tim
kita. Satu hal yang membuat kita tertegun. Band itu pintar sekali menutup
ending lagu-lagu dengan manis. Ada yang ditutup dengan melodi yang manis. Ada
yang ditutup dengan dramaturgi/ koreo yang mengesankan. Ada yang ditutup dengan
memancing penonton untuk menyanyikan akhir lirik lagu itu. Sayangnya, belum
banyak tim acapella yang mampu melakukan ini. Endingnya standar, flat, dan
mudah ditebak.

Posted

in

,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *