IslamicTunesNews | MANFAAT SHALAT BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


Sahabat IslamicTunesNews yang di muliakan Allah SWT , timbul pertanyaan dalam diri Untuk
apa kita shalat? Apakah shalatnya kita hanyalah akumulasi-akumulasi kebiasan
yang melahirkan rutinitas? Ataukah kita shalat karena takut siksa neraka?
Ataukah pula kita shalat karena ingin kenikmatan surga? Dalam buku Shalat
sebagai Terapi Psikologi karya Muhammad Bahnasi membahas tentang shalat yang
tidak terfokus kepada gerakannya saja, melainkan makna shalat yang
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. 

Shalat dan Adaptasi Shalat adalah
proses adaptasi kita terhadap Allah Swt secara pribadi dengan melupakan sejenak
urusan dunia. Shalat didahului dengan bersuci seperti berwudhu dengan air atau
bertayammum. Bilamana kondisi kita tidak memungkinkan seperti salah satu
anggota tubuh diperban maka tetap bisa melaksanakan wudhu dengan membasuh luka
tersebut. Shalat juga dapat dilakukan oleh orang yang Safar (bepergian) yaitu
dengan menjamak shalat apabila dikhawatirkan akan tertinggal. Bagaimana apabila
seseorang lupa rakaat berapa ia sudah melaksanakan shalatnya? Yang harus ia
lakukan adalah sujud sahwi sebanyak dua kali sebelum salam. Bagi orang yang
sakit, shalat tetaplah kewajiban. Bila ia sanggup berdiri maka berdirilah, bila
ia tidak sanggup berdiri maka duduklah, bila ia tidak sanggup untuk duduk maka berbaringlah,
dan bila ia tida bisa berbuat apa-apa cukup dengan isyaratnya.

Dalam keadaan
perangpun tidak ada alasan untuk meninggalkan shalat yaitu dengan Shalat Khauf,
dimana shalat seperti biasa sembari berjaga-jaga ketika ada musuh. Ijtihad
dalam shalat adalah dengan beradaptasi pada lingkungan dengan tetap melakukan
syariat Islam tanpa harus berbenturan dengan situasi dan kondisi yang terjadi.
Shalat dan Kehidupan Hubungan shalat sangat berpengaruh terhadap jasmani dan
ruhani. Gerakan shalat menghasilkan kondisi fisik yang sehat. Pembacaan yang
berulang-ulang dalam shalat juga dapat menjadi afirmasi rohani. Shalat juga
sangat berpengaruh kepada kesehatan jiwa agar tidak lupa diri, menumbuhkan rasa
percaya diri, menghalau kekhawatiran dan rasa takut karena berkeyakinan bahwa
Allah Swt selalu melindungi dan menolong kita. Shalat dan Akal Dalam Al-Quran
menganjurkan kita untuk menggunakan akal dalam berbagai hal terutama dalam
shalat. Shalat melatih kita untuk terfokus hanya kepada Allah yang Maha Hidup
dan padanya kehidupan kita bergantung. Sujud dalam shalat adalah momen dimana
manusia berusaha menundukkan kepala dan egonya yang seringakali pongah.
Merendahkan diri serendah-rendahnya di tanah yang rendah kepada Tuhan yang Maha
Suci lagi Maha Tinggi. 

Shalat dan Tubuh Shalat berpengaruh kepada kebersihan.
Ketika kita berwudhu, kita berkumur-kumur yang dapat menghilangkan kuman-kuman
yang bersarang di rongga mulut kita. Setiap gerakan shalat berpengaruh kepada
kesehatan. Shalat melindungi manusia dari berbagai macam penyakit seperti
obesitas, rematik, dan lainnya. Shalat merupakan relaksasi, ketenangan jiwa
seorang hamba yang bertemu dengan Tuhannya, yaitu Allah Swt dalam shalatnya
yang khusyuk. Dalam Al-Qur’an melarang orang yang sedang mabuk untuk shalat karena
akalnya tidak bekerja dengan baik. Shalat adalah obat bagi penyakit jiwa dan
raga manusia. Shalat; antara Kebiasaan dan Ibadah Hubungan antara shalat dan
kebiasaan adalah shalat dilakukan secara kontinyu. 

Tanpa disadari shalat
dilakukan hanya secara spontan dan mudah. Tetapi karena mudah dan spontan
tersebut malah kita sendiri lupa makna shalat itu sendiri. Shalat tapi hadirnya
akal sebagai gerakan sadar adalah shalat tanpa makna. Jika tanpa makna berarti
bukan ibadah. Karena ibadah adalah gerakan sadar untuk menyembah Allah Swt.
Tapisulitnya sadar atau khusyuk dalam shalat bukanlah alasan untuk kita
meninggalkan shalat. Apakah kita terlalu sibuk untuk urusan duniawi? Padahal
shalat hanya membutuhkan sepuluh atau dua puluh menit. Shalat dan Masyarakat Apa
hubungan shalat dan masyarakat? Salah satunya hubungannya adalah shalat
berjamaah di mesjid. 

Shalat berjamaah dapat mempererat tali silutarahmi antar
sesama muslim. Apalagi untuk gaya hidup di kota-kota besar yang cenderung
individualis dan terburu-terburu. Shalat berjamaah menjadi solusi bagi mereka
untuk tetap bertegur sapa dan menyeimbangkan kehidupan sosial. Memaknai Tujuan
Shalat Shalat adalah tiang agama, kata Rasulullah Saw. Dengan shalat, seseorang
terkendali akalnya, jiwanya, fisiknya, bahkan sampai pada lingkungan sosialnya.
Namun yang perlu ditekankan, shalat yang dimaksud bukanlah shalat yang hanya
dijadikan kebiasaan atau takut masuk neraka dan ingin masuk surga. Melainkan
shalat yang kita yang disertai gerakan sadar. Sinkronisasi dari ketundukan
tubuh dan akal. Tidak ada alasan untuk tidak shalat karena Allah Swt takkan
pernah mempersulit umat-Nya. Akhirul kata; untuk apa kita shalat? Dijawab
dengan indah dalam Al-qur’an surah al-ankabut ayat 45; Sesungguhnya shalat
mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat bertujuan untuk memuliakan
akhlak kita pada diri sendiri, sesama manusia, alam semesta dan Pemilik Segala
Sesuatu; Tuhan.


Posted

in

,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *