IslamicTunesNews | PROFESIONALISME DALAM BERNASYID


Bagaimana menjadi seorang munsyid
yang profesional bukanlah hal yang mudah. Banyak proses yang harus dilalui agar
dapat menjadi sebuah tim nasyid yang profesional. Ada sebuah prinsip manajemen
yang dapat kita adopsi yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating and
Controlling) untuk menuju sebuah profesionalisme.

Visi
dan misi dari sebuah tim penting ditentukan
Visi dan misi dari sebuah tim
penting ditentukan bersama agar tidak terjadi ketimpangan atau konflik di dalam
tim. Dalam menentukan visi harus disepakati bahwa nasyid adalah seni musik
dakwah dan bukan tim vokal biasa. Hal ini harus diikuti dengan kesalehan dari
para munsyidnya. Selain itu harus ditentukan pula apakah tim ingin menjadi
profesional atau hanya ingin menyalurkan hobi atau mengisi waktu senggang.
Karena bila didalam tim ada yang ingin profesional namun ada pula yang hanya
ingin mengisi waktu luang atau sekedar menyalurkan hobi maka akan timpanglah
karena disaat latihan kemungkinan ada yang tidak serius atau sering tidak masuk
karena tidak disiplin. Disarankan oleh seorang pembina tim nasyid agar saling
membentuk tim baru yang memiliki visi yang sama. Lalu menentukan misi sebagai
pembawa syair islami kepada siapa saja. Apakah kepada mahasiswa atau masyarakat
biasa. Karena syair yang dibawa pun pasti akan berbeda pula sesuai dengan
segmen yang dituju. Seperti grup nasyid Raihan yang membawa nasyid easy
listening yang bisa diterima oleh yang tua maupun muda, lalu tim nasyid Gradasi
dan Justice Voice yang lebih nge-pop dengan jenis musik acapella yang lebih
condong kepada segmen remaja.

Tentukan
karakter tim menentukan keberhasilan
Karakter dalam tim adalah sebuah
ciri khas tim tersebut yang sering lebih menentukan keberhasilan tim tersebut
daripada kemampuan dalam bermusik. Tim-tim musik atau nasyid yang sudah
terkenal kebanyakan karena mereka memiliki karakter yang khas dalam musiknya
dan itu dapat membuat mereka bertahan dan bersaing hingga sekarang. Seperti tim
nasyid Saujana yang memiliki karakter khas dari vokalisnya sehingga lagu-lagu
melayu menjadi lebih ‘modern’ bila dinyanyikan begitu pula dengan tim dan
perkusinya. Jenis dalam nasyid tidak berbeda dengan dalam musik yaitu acapella
atau memakai alat musik. Acapella pun banyak jenisnya seperti pop, reggae,
mars, haroki (seperti nasyid-nasyid perjuangan Palestina), dangdut (dengan
perkusi mulut), fusion (dengan tempo cepat), tango dll. Dengan alat musik pun
juga bervariasi seperti melayu, haroki (menggunakan drum), pop, salsa, orkestra
dll.
Dengan variasi warna-warna musik
tersebut kita dapat menentukan karakter nasyid yang akan kita bawakan apakah
itu dengan kekhasan vokal, sifat melankolis (sendu), semangat, easy listening,
simpel,keharmonisan suara, ceria, berenergi dll.
Tentukan
‘aturan main’ dalam tim
Aturan main perlu ditentukan atau
disepakati karena ini adalah peraturan yang akan dijalankan oleh masing-masing
personil dan setiap personil sadar bila melanggarnya akan dikenai sanksi.
Misalnya, jadwal latihan: pembukaan, tilawah, kultum, latihan vokal, latihan
nasyid, penutup; waktu kehadiran:latihan, cek sound; keseriusan saat latihan;
dan sanksi bila ada yang melanggarnya.Biasanya latihan berselang antara 2
hingga 3 jam. Pendanaan juga merupakan hal yang harus diatur dalam tim. Apakah
itu pendanaan dalam hal kostum, alat pendukung, pembagian honor, konsumsi,
transport dll.

Untuk penentapan insentif ada
beberapa tim nasyid yang cukup mapan di Indonesia yang menetapkan nominal
rupiah, hal ini diatur sesuai dengan kebutuhan pengeluaran yang diperlukan.
Namun ada pula yang karena untuk acara-acara kampus atau sosial (galang dana
dsb) tidak menetapkan nominal. Harapannya, tim nasyid dapat lebih bijakasana
untuk masalah intensif. Namun kebijaksanaan tersebut diharapkan pula ada pada
panitia/pengundang (Rasanya tidak adil memang, orang-orang yang sekedar
mengajak jejingkrakan dibayar sangat mahal. Sementara mereka yang berpeluh,
meneriakkan kebenaran seraya mengingatkan larangan-larangan Allah seringkali
dilabeli harga yang tidak manusiawi. Bahkan tak jarang berbalas ucapan “terima
kasih”. Penyanyi dangdut kampung pun bisa mendapatkan 200 sampai 500 ribu untuk
tampil satu malam di sebuah hajatan pernikahan.Kasus ini bukan hanya pada
munsyid, tapi juga para dai dan ustadz. Sebenarnya, ini bukan tentang berapa
jumlahnya yang harus dibayarkan untuk seorang ustadz, muballigh, da’i dan
munsyid. Ini lebih tentang bagaimana kita memuliakan orang-orang yang membantu
kita untuk terus mengingat Allah). Oleh karena itu sebuah tim harus punya
posisi tawar. Lepas dari intensif, fokus utama tim tetaplah dakwah, meskipun
ada banyak biaya yang harus dikeluarkan sebuah tim nasyid (biaya latihan,
transportasi, studio, perlengkapan nasyid seperti kostum, stand flute, alat
musik. Belum lagi pemutaran pendapatan ke kegiatan dakwah lain, yang mungkin
dilakukan sebagian tim). Tapi, yakinlah…Allah itu dekat. Ada balasan akhirat
yang jauh lebih penting untuk diperjuangkan.


Posted

in

, ,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *