IslamicTunesNews | PUASA TAPI TIDAK SHALAT, MAKA PUASANYA TIDAK SAH DAN SIA – SIA !!! BERIKUT INI PENJELASANYA

Sholatkan anda bulan ramadhan?

Banyak yang baru jadi sadar shalat saat bulan
Ramadhan. Banyak yang baru rajin ke masjid saat bulan Ramadhan. Bila diluar
bulan Ramadhan, tahulah sendiri. Tengok saja keadaan masjid-masjid kita
bagaimana? Lalu bagaimana bila puasa tetapi meninggalkan sholat ???
Seorang yang berpuasa pasti harus pula
meninggalkan maksiat. Dikarenakan puasa bukan sekedar meninggalkan makan serta
minum atau tidak berhubungan !nt!m, tetapi puasa juga hendaknya meninggalkan
maksiat. Kalimat kotor juga harus dijauhi. Kalimat yang menyakiti orang lain
juga harus dihindarkan.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,



لَيسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنسَابَّكَ أَحَدٌ أَوجَهُلَ عَلَيكَ فَلتَقُل
:
إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ 



Puasa bukan hanya menahan makan serta minum
saja. Walau demikian, puasa yakni dengan menahan diri dari perkataan lagwu
serta rofats. Jika ada seorang yang mencemoohmu atau berbuat usil kepadamu,
katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”. ” (HR. Ibnu Khuzaimah
7 : 282 serta Hakim 4 : 111. Syaikh Al Albani dalam Shohih At-Targib wa
At-Tarhib no. 1082 menyampaikan kalau hadits ini shahih).



Jangan sampai yang berpuasa hanya mendapatkan
lapar serta dahaga saja. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,



رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنصِيَامِهِ الجُوعُ وَالعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنقِيَامِهِ السَّهَرُ 



Betapa banyak orang yang berpuasa hanya
mendapatkan rasa lapar serta dahaga saja. Begitu banyak pula yang melaksanakan
shalat malam, hanya jadinya begadang pada malam hari. ” (HR. Ahmad 2 : 373.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth menyampaikan kalau sanad hadits ini jayyid).



Meninggalkan Satu Shalat Saja Dapat
Mengakibatkan kerusakan Amal Ibnul Qayyim rahimahullah memaparkan :



Penghapus amalan ada dua yakni umum serta
khusus. Penghapus amalan yang umum ada dua yakni yang menghapuskan amalan
kebaikan seluruh nya yakni dengan murtad (melakukan pembatal keislaman atau
keluar dari Islam) serta yang menghapuskan tiap-tiap kejelekan (dosa) yakni
dengan bertaubat.



Penghapus amalan yang khusus yakni antara
kebaikan serta kejelekan itu menghapuskan satu dan yang lain. Ini adalah
penghapus amalan yang berbentuk parsial tetapi bersyarat.



Perlu di ketahui kalau kekafiran serta iman itu
dapat menghapuskan satu serta yang lain, demikian halnya cabang kekafiran serta
cabang keimanan dapat menghapuskan satu serta lainnya. Bila semakin besar
cabang keimanan atau kekafiran itu, maka semakin banyak yang hilang dari cabang
keimanan atau kekafiran tersebut . (Saksikan Ash-Shalah, hlm. 60).



Karena saking pentingnya shalat, meninggalkan
satu shalat saja dapat menghapuskan amalan, seperti yang Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam katakan tentang shalat Ashar,



مَنتَرَكَ صَلاَةَ العَصرِ فَقَدحَبِطَ عَمَلُهُ 
“Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka
terhapuslah amalannya” (HR. Bukhari no. 594)

Tidak Shalat Bukanlah Seorang Muslim



Cobalah perhatikan hadits tersebut yang
memperlihatkan bahayanya meninggalkan shalat.



Dari Mihjan, ia berkata,



أَنَّهُ كَانَ فِى مَجلِسٍ مَعَ رَسُولِ اللَّهِصلى الله عليه وسلمفَأَذَّنَ بِالصَّلاَةِ
فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِصلى الله عليه وسلمثُمَّ رَجَعَ وَمِحجَنٌ فِى مَجلِسِهِ
فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِصلى الله عليه وسلم
«
مَا مَنَعَكَ أَنتُصَلِّىَ أَلَستَ بِرَجُلٍ مُسلِمٍ
».
قَالَ بَلَى وَلَكِنِّى كُنتُ قَدصَلَّيتُ فِى أَهلِى فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِصلى الله عليه وسلم
«
إِذَا جِئتَ فَصَلِّ مَعَ النَّاسِ وَإِنكُنتَ قَدصَلَّيتَ 



Beliau pernah ada di majelis bersama-sama Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dikumandangkan azan untuk shalat. Kemudian
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri, lalu melaksanakan shalat,
sedangkan Mihjan masih tetap dudk ditempat semula. Lalu Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyampaikan, “Apa yang menghalangimu shalat, bukankah engkau
merupakan seorang muslim? ” Lantas Mihjan menyampaikan, “Betul. Akan tetapi
saya telah melaksanakan shalat bersama-sama keluargaku. ” Lalu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kepadanya, “Apabila engkau datang,
shalatlah bersama-sama orang-orang, meskipun engkau sudah shalat. ” (HR.
An-Nasa’i no. 858 serta Ahmad 4 : 34. Al-Hafizh Abu Thahir mengemukakan kalau
sanad hadits inihasan)



Dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam membuat pembeda pada muslim serta kafir dengan shalat. Maksud Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan pada Mihjan, kalau ia muslim, maka
pasti akan shalat. Hal tersebut sama saja apabila dikatakan, “Kenapa engkau
tidak bicara, bukankah engkau merupakan orang yang bisa bicara? ” atau “Kenapa
engkau tidak bergerak, bukankah engkau orang yang hidup? ”



Kalau seseorang disebut muslim tanpa
melaksanakan shalat, maka semestinya tidak usah disebutkan pada orang yg tidak shalat,
“Bukankah kamu merupakan seseorang muslim? ” ( 10. 5pt ; ” Ash-Shalah,
hlm. 41)



Saat-saat ‘Umar bin Al-Khattab mendekati
sakratul maut setelah ditusuk, ia berkata,



لاَ إِسلاَمَ لِمَنتَرَكَ الصَّلاَةَ 

Orang yang meninggalkan shalat bukanlah muslim.
” (Kisah ini dijelaskan oleh Ibnul Qayyim dalam Ash Shalah, hlm. 41-42)

Mayoritas teman dekat Nabi berasumsi kalau orang
yang meninggalkan shalat dengan sengaja merupakan kafir seperti disebutkan oleh
seseorang tabi’in, Abdullah bin Syaqiq,



كَانَ أَصحَابُ مُحَمَّدٍصلى الله عليه وسلملاَ يَرَونَ شَيئًا مِنَ الأَعمَالِ تَركُهُ كُفرٌ غَيرَ الصَّلاَةِ 



Dulu para shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam tidaklah pernah berpikiran suatu amal yang jika ditinggalkan
menyebabkan seorang kafir kecuali shalat. ” (HR. Tirmidzi no. 2622 serta Hakim
1 : 7. Pengucapan ini diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al
‘Aqliy seseorang tabi’in serta Hakim menyampaikan kalau hadits ini bersambung
dengan menyebutkan Abu Hurairah di dalamnya. Serta sanad periwayat hadits ini
yaitu shahih. Saksikan Ats-Tsamar Al-Mustathob fi Fiqh As-Sunnah wa Al-Kitab,
hal. 52).


Puasa Namun Tidak Shalat 
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
rahimahullah berkata, “Puasa yang dikerjakan oleh orang yang meninggalkan
shalat tidaklah di terima dikarenakan orang yang meninggalkan shalat berarti
kafir serta murtad. Dalil kalau meninggalkan shalat termasuk bentuk kekafiran
yaitu firman Allah Ta’ala (yang berarti), ”Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat
serta menunaikan zakat, maka (mereka itu) merupakan saudara-saudaramu seagama.
Serta Kami menjelaskan ayat-ayat itu untuk golongan yang mengetahui. ” (QS. At
Taubah : 11)

Argumen lain adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, “Pembatas pada seorang muslim dengan kesyirikan serta kekafiran
adalah meninggalkan shalat. ” (HR. Muslim no. 82). Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Perjanjian antara kami serta mereka (orang
kafir) adalah tentang shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia sudah kafir.
” (HR. An-Nasa’i no. 463, Tirmidzi no. 2621, Ibnu Majah no. 1079 serta Ahmad 5
: 346. Syaikh Al-Albani menyampaikan kalau hadits ini shahih)



Pendapat yang menyampaikan kalau meninggalkan
shalat adalah suatu kekafiran yaitu pendapat mayoritas sahabat Nabi bahkan bisa
di katakan pendapat itu termasuk juga ijma’ (perjanjian) para sahabat.



‘Abdullah bin Syaqiq -rahimahullah- (seseorang
tabi’in yang telah masyhur) menyampaikan, “Para sahabat Nabishallallahu ‘alaihi
wa sallam tidaklah pernah berasumsi suatu amalan yang jika seseorang
meninggalkannya bakal membawa dampak dia kafir selain perkara shalat. ” Oleh
karenanya, jika seorang berpuasa tetapi dia meninggalkan shalat, puasa yang dia
kerjakan tidaklah sah (tak di terima). Amalan puasa yang dia kerjakan tidaklah
berguna pada hari kiamat kelak.



Kami katakan, “Shalatlah lalu tunaikanlah puasa”.
Adapun bila engkau berpuasa tetapi tidak shalat, amalan puasamu dapat tertolak
dikarenakan orang kafir tak di terima ibadah darinya. (Majmu’ Fatawa wa Rasa’il
Ibnu ‘Utsaimin, 17 : 62)



Demikianlah kajian mengenai orang yang berpuasa
tapi kadang kala masih tetap bolong dalam sholatnya, Semoga ramadhan bulan ini
sahabat hebohnews bisa melaksanakan aktifitas berpuasa tanpa adanya halangan
apa pun.



Sumber : rumaysho.
com



Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *