IslamicTunesNews | SYAHIDNYA DI ATAS SAJADAH

Manshur bin Ammar Syahidnya Di Atas Sajadah

Syahidnya Di Atas Sajadah Manshur bin Ammar, seorang ulama sufi yang
tinggal di daerah Marwa, termasuk wilayah Bashrah, suatu ketika melaksanakan
ibadah haji. Dalam perjalanan itu ia singgah dan tinggal di Kufah beberapa
waktu lamanya. Suatu malam ia keluar dari penginapannya dan berjalan menyusuri
jalanan yang gelap. Tiba-tiba dari suatu rumah ia mendengar suara seseorang
sedang munajat (berdoa), “Ya Rabbi, demi Keagungan dan Kebesaran-Mu, sungguh
aku berbuat maksiat itu bukanlah kumaksudkan untuk menentang-Mu, dan bukan juga
karena kebodohanku (akan hukum-hukum syariat-Mu), tetapi semua itu terjadi
karena kesalahanku, karena kelengahanku, karena aku terlalu mengandalkan
Kemurahan-Mu akan menolong keadaanku.

Kesedihan yang panjang akan selalu menyiksaku!!

Ya Rabbi, betapa bodohnya aku telah berbuat maksiat ini, tetapi
terimalah hujjahku (pengakuan dan alasanku), karena jika tidak, kesedihan yang
panjang akan selalu menyiksaku!!” Ibnu Ammar menunggu beberapa saat lamanya,
tetapi tidak terdengar lagi lanjutan munajat itu. Seketika itu ia membaca cukup
keras, sekiranya bisa didengar oleh orang yang munajat tersebut, salah satu
ayat Al Qur’an, “Yaa ayyuhalladziina aamanuu, quu ‘anfusakum wa ahliikum
naaron, wa quuduhannaasu wal hijaaratu, ‘alaihaa malaa-ikatun ghilaazhun
syidaadun laa ya’shuunallaaha maa amarahum wa yaf’aluuna maa yu’maruun…!!” Ayat
tersebut terdapat pada Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6, yang artinya adalah :
Wah ai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan (Allah kepada mereka).

Mendengar suara ratap tangis seorang wanita 

Setelah membaca ayat tersebut, Ibnu Ammar mendengar suara jeritan keras
serta seruan yang menggetarkan. Tetapi setelah itu ia tidak mendengar suara
apapun, karena itu ia berlalu pergi dan kembali ke penginapannya. Keesokan
harinya Manshur bin Ammar kembali melewati rumah itu, dan ia mendengar suara
ratap tangis seorang wanita di dalamnya. Beberapa orang tampak datang
melayat/bertakziah karena ada yang meninggal di dalam rumah tersebut. Ia
mendengar beberapa percakapan, dan wanita yang sedang menangis itu berkata,
“Sesungguhnya putraku ini sedang shalat tahajud (qiyamul lail) tadi malam,
setelah selesai bermunajat kepada Allah, tiba-tiba terdengar seseorang di luar
rumah yang melantunkan ayat tentang ancaman neraka kepada anakku. Mendengar ayat
tersebut anakku langsung kejang dan ia meninggal. Semoga Allah tidak memberikan
pahala kepada orang yang melantunkan ayat tersebut!!” Ibnu Ammar sangat
terkejut mendengar perkataan tersebut. Ia segera pulang dan menangis penuh
penyesalan, tidak disangkanya kalau ayat yang dilantunkannya itu menyebabkan
pemuda, yakni putra sang ibu itu meninggal.

Allah menganggapku sebagai syuhada’.

Mungkin kalau didiagnosa secara medis sekarang ini bisa dikatakan
terkena serangan jantung. Rasa terkejut dan takut yang begitu mendadak sehingga
jantung berhenti berdetak. Ia terus menerus bertaubat kepada Allah atas
‘kelancangannya’ membacakan ayat sehingga menyebabkan kematian orang lain.

Pada malam harinya, Ibnu Ammar bermimpi bertemu dengan seorang pemuda
dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Entah kenapa ia mengenali pemuda itu adalah
yang meninggal karena lantunan Surat At Tahrim ayat 6 yang dibacanya. Padahal
ia belum pernah bertemu atau mengenal dia sebelumnya, seolah ada bisikan ghaib
yang memberitahukan hal itu kepadanya. Ia berkata kepada pemuda itu, “Bagaimana
Allah memperlakukan dirimu??” Pemuda itu berkata, “Allah menganggapku sebagai syuhada’.

(Dikutip dari buku kisah sahabat)

Posted

in

, , ,

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *