Kesuksesan tentu menjadi impian bagi setiap musisi dalam melahirkan karya. Namun untuk meraihnya, banyak faktor yang menentukan untuk dapat diterima oleh masyarakat luas. Begitu juga pada pegiat lagu religi, dengan berbagai genrenya, seperti qasidah, gambus, nasheed, acapella, dan lainnya.
Kelebihan dari lagu religi adalah bersifat universal, mudah diterima masyarakat, dan juga disukai oleh para pecinta genre musik lainnya. Akan tetapi, bukan berarti sebuah lagu religi yang dirilis akan langsung diterima oleh masyarakat luas, karena akan kembali kepada hakikat kebutuhan pasar musik. Genre musik hanyalah media untuk menuangkan karya, tapi penikmat musik butuh sesuatu yang baru.
Kondisi inilah yang menjadi tantangan bagi kreator musik untuk dapat menciptakan karakter sendiri dalam mengemas musik dan juga vokal.
Solois maupun grup musik yang telah mendapat perhatian publik, hanya bisa dijadikan motivasi bagi pemula untuk membangun semangat agar selalu istiqamah. Bukan berarti harus meniru gaya musik, vokal, dan tampilan mereka dalam berkreativitas. Jika pemula terjebak dengan hal ini, ia hanya akan jadi follower dan jadi angin musim lalu saja.
Menciptakan karakter dapat dilakukan dengan mengeksploitasi potensi yang ada. Sejatinya, setiap orang memang telah dikaruniai vokal yang berbeda, tak perlu untuk menjadi siapa, lahirkan karakter sendiri yang sebaiknya memang belum ada yang melakukannya.
Bagaimanapun, sebuah lagu yang dijual itu memang adalah nadanya, musiknya. Penempatan lirik yang tepat pada soul nada, akan membawa larut pendengarnya.
Merekatnya sebuah lagu di hati para pendengarnya hanya terjadi jika lagu tersebut disajikan sesuai kebutuhan, tanpa menghakimi, dan juga tidak menggurui.
Mengusung tema dakwah untuk menyampaikan syariat Islam, sangatlah beragam untuk dikemas menjadi karya lagu, namun karya yang memiliki sisi entertain yang kuat yang akan meraih kesuksesan itu.
Kelebihan dari lagu religi adalah bersifat universal, mudah diterima masyarakat, dan juga disukai oleh para pecinta genre musik lainnya. Akan tetapi, bukan berarti sebuah lagu religi yang dirilis akan langsung diterima oleh masyarakat luas, karena akan kembali kepada hakikat kebutuhan pasar musik. Genre musik hanyalah media untuk menuangkan karya, tapi penikmat musik butuh sesuatu yang baru.
Kondisi inilah yang menjadi tantangan bagi kreator musik untuk dapat menciptakan karakter sendiri dalam mengemas musik dan juga vokal.
Solois maupun grup musik yang telah mendapat perhatian publik, hanya bisa dijadikan motivasi bagi pemula untuk membangun semangat agar selalu istiqamah. Bukan berarti harus meniru gaya musik, vokal, dan tampilan mereka dalam berkreativitas. Jika pemula terjebak dengan hal ini, ia hanya akan jadi follower dan jadi angin musim lalu saja.
Menciptakan karakter dapat dilakukan dengan mengeksploitasi potensi yang ada. Sejatinya, setiap orang memang telah dikaruniai vokal yang berbeda, tak perlu untuk menjadi siapa, lahirkan karakter sendiri yang sebaiknya memang belum ada yang melakukannya.
Bagaimanapun, sebuah lagu yang dijual itu memang adalah nadanya, musiknya. Penempatan lirik yang tepat pada soul nada, akan membawa larut pendengarnya.
Merekatnya sebuah lagu di hati para pendengarnya hanya terjadi jika lagu tersebut disajikan sesuai kebutuhan, tanpa menghakimi, dan juga tidak menggurui.
Mengusung tema dakwah untuk menyampaikan syariat Islam, sangatlah beragam untuk dikemas menjadi karya lagu, namun karya yang memiliki sisi entertain yang kuat yang akan meraih kesuksesan itu.
Leave a Reply