Sosok Inspiratif Nungki Candy’s Pegiat Kuliner Bandung

Hasil
inovasi Nungki Candy’s dalam kreativitas kuliner. (Dok. Istimewa)

Bisnis kuliner memiliki daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk menjadi pilihan usaha. Meskipun masakan yang ditawarkan semakin beragam jenisnya, namun jadi tantangan tersendiri bagi para pegiatnya dalam berinovasi agar melahirkan kreativitas untuk mendapatkan sajian baru yang menggugah selera. 


Bandung sebagai kota yang terkenal dengan beragam jenis kulinernya terus berinovasi, meskipun dengan bahan dasar yang sama, namun para pegiatnya berupaya menjadikannya sajian baru yang menarik dengan citarasa berbeda untuk membentuk market sendiri di tengah ramainya kompetitor. Nungki Candy’s, pemilik Waroenk Ayam Loonaq Station, Jalan Cemara No. 32 Bandung, punya strategi inspiratif untuk dapat meraih pasar. 

“Saat ini yang memformulasi menu masih saya sendiri, dibantu oleh karyawan saya. Waktu awal saya memulai dibinis kuliner, saya sering mencoba resep berulang kali, sampai benar-benar menemukan rasa yang saya cari, dan saya cobain dulu ke teman dan kerabat lainnya, sebelum saya pasarkan. Dari proses inilah saya memformulasi resep ‘Ayam Serundeng Loonaq’, dan ‘Ayam Kremez Loonaq’, yang disajikan dengan sambel khas merah jeletot dan topping gurih dari bumbu serundeng dan kremesnya,” kata Nungki, saat diwawancarai, Jumat (23/8/2019). 

Menelisik lebih jauh langkah sukses Nungki di usaha kuliner dari bahan olahan daging ayam yang sudah ditekuninya sejak 20 November 2018, berawal karena termotivasi melihat banyaknya kreator bidang kuliner yang berhasil menuai kesuksesan. Belum setahun berjalan, Nungki sudah membuka cabang, Kedai Ayam Seru Loonaq di Jalan Rancabentang 1 No. 3A Ciumbuleuit Bandung. 

“Saya lebih memilih mengembangkan bisnis kuliner berbahan ayam karena salah satu sajian yang rutin dikonsumsi oleh banyak orang setiap harinya, dan ayam hampir disukai oleh semua orang dari berbagai kalangan usia, memiliki potensi market yang lebih besar untuk dapat kita jaring. Bukan berarti ingin bermain di zona aman, meskipun pangsa pasar di Bandung cukup besar, tapi pemainnya sudah ramai. Untuk itu dibutuhkan perencanaan dan persiapan yang matang. Adapun langkah yang saya lakukan adalah dengan membuat varian rasa sambel dan rasa ayam yang beda dari yang lain, dan sajian topping yang menambah rasa gurih ayamnya,” kata Nungki, yang bernama asli Enung Hayati, asal Bandung. 

Nungki juga menceritakan, “Sebelum mendirikan Waroenk Ayam Loonaq Station, saya pernah menekuni bisnis kuliner bersama kerabat, namun terjadi beberapa kendala, seperti perbedaan pendapat dalam pengembangan usaha. Alhamdulillah, setiap masalah yang timbul dapat diselesaikan. Dari hasil kontemplasi, akhirnya saya memutuskan untuk membuka kafe sendiri, dan kebetulan sekali ada bapak H. Rozman Abas, investor yang menawarkan kerjasama kepada saya agar segera mewujudkannya.” 

“Bagi saya, kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetaplah berikhtiar dan berdoa. Impian terbesar saya adalah menjadikan Waroenk Ayam Loonaq Station makin disukai oleh masyarakat Bandung, bisa menjadi salah satu tujuan wisata kuliner bagi masyarakat Jawa Barat dan nasional. Semoga saja juga menjadi daya tarik bagi tamu dari mancanegara. Sampai hari ini saya selalu menjaga kualitas rasa dan berusaha untuk berinovasi secara terus menerus, untuk melahirkan ide-ide baru, dan berjuang untuk mengimplementasikannya. Baik dalam pengembangan variant menu, juga dalam kenyamanan interior, eksterior, dan pelayanan. Desain kafé saya konsep dengan menganut nilai-nilai simple, sejalan dengan logo loonaq, warna biru dan hitam, memadukan full colour untuk menarik peminat. Saya ingin setiap tamu yang datang dapat memperoleh kenyamanan, dan jadi referensi untuk rekanan mereka serta repeat order,” kata Nungki, yang juga dikenal sebagai seorang penyanyi yang pernah hit’s bersama grup musiknya lewat lagu berjudul ‘ABCDE’. 

Selain itu Nungki juga mengatakan, “Untuk semakin mendukung kemajuan usaha para pegiat kuliner, semoga pemerintah kota sering menggelar acara yang berhubungan dengan kuliner, dan membagi ilmu tentang pengembangan usaha lewat meeting, sharing, dan membentuk komunitas pengusaha kuliner di Bandung.” 
Daftar
menu di Waroenk Ayam Loonaq Station. (Dok. Istimewa)
“Karena saya juga pemusik, untuk ke depannya saya juga ingin memadukan usaha kuliner saya dengan sajian soft acoustic dari semua genre musik, agar tamu yang datang semakin ramai. Selain itu, saya juga berniat, semoga ke depannya juga dapat menjadi sponsor pada acara-acara kuliner di Bandung dan daerah lainnya di Nusantara,” kata Nungki, sebelum menutup wawancara. (*)

Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *